Ninja Terakhir di Jepang: Bisa Dengar Suara Jarum Jatuh dari Kamar Sebelah, Siapanya Naruto Nih?

Ninja Terakhir di Jepang: Bisa Dengar Suara Jarum Jatuh dari Kamar Sebelah, Siapanya Naruto Nih?

Ilustrasi tenang ninja terakhir di Jepang.-MichaelWuensch-pixabay.com

INFORADAR.ID - Jinichi Kawakami, seorang insinyur berusia 63 tahun, adalah ninja terakhir di Jepang.

Jinichi Kawakami atau ninja terakhir di Jepang ini adalah pemimpin ke-21 klan Ban, sebuah dinasti mata-mata rahasia yang memiliki sejarah hampir 500 tahun.

Sebagai ninja terakhir di Jepang, jinichi Kawakami, dilatih untuk mendengar suara jarum jatuh di kamar sebelah, menghilang dalam kepulan asap, atau menggorok leher korbannya dengan 'bintang kematian' berukuran dua inci dari jarak 20 kaki.

"Saya disebut [ninja terakhir] karena mungkin tidak ada orang lain yang telah mempelajari semua teknik yang diwariskan langsung dari para master ninja selama lima abad terakhir," katanya.

"Faktanya, ninja sudah tidak ada lagi," kata Jinichi Kawakami, Dikutip INFORADAR.ID dari laman dailymail.co.uk pada Selasa, 4 Juli 2023.

BACA JUGA:Jugun Ianfu: Nasib Tragis Wanita di Masa Penjajahan Jepang

Namun Kawakami memutuskan untuk membiarkan seni ini mati bersamanya karena ninja 'tidak sesuai dengan zaman modern', dan menambahkan: "Anda tidak bisa membunuh atau meracuni orang. Bahkan jika Anda menjelaskan cara membuat racun, Anda tidak bisa mengujinya,' kata Jinichi Kawakami.

Sebagai seorang insinyur, Kawakami mulai berlatih ninjutsu pada usia enam tahun dan kemudian mulai menerima instruksi yang ketat dari gurunya yang beragama Buddha, Ishida Shozo.

Untuk meningkatkan konsentrasinya, ia akan menatap nyala lilin selama berjam-jam, merasa seolah-olah berada di dalamnya.

Untuk meningkatkan pendengarannya, ia berlatih mendengarkan suara jarum yang jatuh di lantai kayu di kamar sebelah.

BACA JUGA:12 Fakta Menarik Tentang Jepang Terbaru, Geisha Pertama di Jepang Seorang Pria

Mereka juga belajar memanjat dinding, melompat dari tempat yang tinggi, dan mencampur bahan kimia untuk menciptakan ledakan dan asap.

Mereka juga dilatih untuk menahan panas dan dingin yang ekstrim dan tidak makan dan minum selama berhari-hari.

Pelatihan itu sangat keras dan menyakitkan. Itu tidak menyenangkan, tetapi saya tidak terlalu memikirkan mengapa saya melakukannya. Pelatihan itu menjadi bagian dari hidup saya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: dailymail.co.uk