Kisah Singkat Bilal Bin Rabah, Muadzin Pertama Sahabat Rasulullah
Kisah Singkat Bilal Bin Rabah, Muadzin Pertama Sahabat Rasulullah-ilustrasi:Freepik/Storyset-
INFORADAR.ID - Bilal bin Rabah, juga dikenal sebagai Bilal al-Habashi, adalah seorang sahabat dekat Nabi Muhammad (SAW) yang terkenal karena kesetiaan dan suara merdunya dalam melantunkan panggilan azan.
Bilal lahir di Makkah daerah as-Sarah sekitar 43 tahun sebelum Masehi dari seorang budak wanita berkulit hitam. Ia dibesarkan pula di Makkah.
Sebagian umat muslim pasti tahu sejarah Bilal bin Rabbah yang menjadi muadzin (orang yang mengumandangkan adzan) pertama dalam Islam pada zaman Rasulullah.
Selain menjadi muadzin pertama, Bilal juga termasuk ke dalam salah satu orang yang pertama masuk Islam, mempercayai Islam, dan mengimani Rasulullah sebagai utusan Allah yang terakhir.
Orang sebelum Bilal yang masuk Islam diantaranya adalah Siti Khadijah, Abu Bakas ash-Shidiq, Ali bin Abi Thalib, Ammar bin Yasir, Sumayah, Shuhaib ar-Rumi, dan Miqdad bin Aswad. Bilal masuk Islam masih dalam status budak.
Bilal adalah salah satu dari sedikit orang kulit hitam yang memeluk Islam di saat itu, dan dia menemukan kedamaian dan kekuatan dalam agama yang dia yakini. Keimanannya kepada Allah dan Nabi Muhammad (SAW) menjadi landasan utama kehidupannya.
Bilal yang masih menyandang status budak, sering sekali meneriman penyiksaan yang keji. orang-orang kafir itu tidak suka melihat Bilal menyembah Allah.
Salah satu orang yang suka menyiksa Bilal dengan keji adalah Umayyah bin Khalaf yang berasal dari kaum Quraisy. Bilal sampai ditimpa batu dan diseret menggunakakn tali atas perintah Umayah.
Ketika Bilal memeluk Islam, Abu Bakar, seorang sahabat Nabi, membelinya dari pemiliknya dan memberinya kebebasan. Dari saat itu, Bilal menjadi salah satu pengikut setia Nabi Muhammad (SAW) dan mengabdikan dirinya sepenuhnya dalam menyebarkan ajaran Islam.
Bilal merupakan sahabat Rasul yang memiliki suara merdu dan keindahan dalam melantunkan azan. Bilal juga dipilih sebagai orang yang bertanggung jawab untuk memanggil umat Muslim untuk shalat.
Bilal dengan penuh semangat melaksanakan tugasnya dan memanggil umat Muslim dengan suara yang indah dan menggetarkan. Suara azannya membangunkan dan memanggil orang-orang untuk beribadah kepada Allah, dan itu juga menjadi simbol persatuan dan kebangkitan Islam.
Selama masa hidup Nabi Muhammad (SAW), Bilal juga berperan dalam pertempuran dan kampanye penting dalam perjuangan awal Islam. Dia terus mendukung dan mendampingi Nabi dalam setiap langkah, menunjukkan kesetiaan yang tak tergoyahkan kepada agama dan Nabi.
Bilal tinggal di Madinah dengan tenang dan jauh dari jangkauan orang-orang Quraisy yang kerap menyiksanya. Kini, ia mencurahkan segenap perhatiannya untuk menyertai Nabi sekaligus kekasihnya, Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam. Bilal selalu mengikuti Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam ke mana pun beliau pergi.
Ketika Rasulullah wafat, Bilal mengumandangkan azan. Tetapi saat sampai pada kalimat "Asyhadu anna Muhammadan Rasulullahi" ia tidak kuasa menahan sesak di dadanya. Suaranya tercekat, ia menangis sehingga membuat orang-orang yang melihatnya ikut menangis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: kisahmuslim.com