Angka Kematian Ibu di Lebak Tertinggi di Banten, Baduy Penyumbang Terbanyak

Angka Kematian Ibu di Lebak Tertinggi di Banten, Baduy Penyumbang Terbanyak

Kepala Dinkes Lebak Triatno Supiono. Foto: Yusuf--

LEBAK, INFORADAR.ID --- Kabupaten Lebak merupakan daerah di Banten yang tertinggi angka kematian ibu (AKI) di Banten. Yakni terdapat 42 kasus AKI pada tahun 2022 lalu. Dari jumlah tersebut, wilayah Baduy menjadi penyumbang sebanyak 6 kasus.

Hal itu diduga terlambat dalam mengambil keputusan dari sang ibu, menyebabkan AKI di Kabupaten Lebak menjadi yang tertinggi di Banten.

Sebaiknya, ketika sang ibu sedang mengandung, harus sering memeriksakan diri ke Puskesmas terdekat, sehingga jika terdapat masalah dengan kandungannya, maka dapat diantisipasi penanganannya sefini mungkin. Tapi, yang terjadi adalah sang ibu baru memeriksakan diri ke Puskesmas ketika usia kandungannya sudah hampir melahirkan. 

Hal tersebut menyebabkan ketika ada masalah dengan kandungannya, maka penanganannya sulit, karena sudah terlambat. 

Hal itu diakui oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebak Triatno Supiono. Katanya, di tahun 2022 kemarin ada 42 kasus AKI di Lebak. Dari 42 kasus itu, wilayah Baduy menyumbang kasus paling banyak yang mencapai 6 kasus. 

"AKI di kita masih cukup tinggi. Memang ada beberapa daerah yang sulit seperti Baduy, tahun kemarin daerah Baduy atau Puskesmas Cisimeut menyumbang kasus paling banyak sampai 6 kasus AKI dalam setahun," kata Triatno Supiono, Senin, 30 Januari 2023.

Triatno menyebut, banyak faktor yang menyebabkan tingginya AKI di Lebak. Salah satunya yakni telatnya pengambilan keputusan dari sang ibu atau orang terdekat.

"Jadi banyak faktornya, seperti telat dalam pengambilan keputusan. Jadi banyak kasus saat sang ibu yang sudah hamil tua baru dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit setelah kondisinya buruk," kata Triatno.

Ia mengungkapkan, walaupun disebut daerah terbanyak kasus AKI, sejauh ini kasus AKI di Lebak terus mengalami penurunan. Di tahun 2021 lalu kasus AKI di Lebak mencapai 48 kasus, dan menurun di tahun 2022 yang mencapai 42 kasus.

"Memang kita tahun kemarin ada 42 kasus, tapi itu sudah turun. Namun itu masih kebilang banyak, makanya di tahun ini kita menekankan kasus sedikit mungkin. Maksimalnya 35 kasus saja," ujarnya.

Untuk mengatasi kasus AKI pihaknya saat ini tengah mengencarkan program Audit Maternal Perinatal (AMP), yang mana dalam AMP itu pihaknya melakukan penelitian terhadap penyebab secara spesifik yang menyebabkan tingginya kasus AKI di Lebak.

"Sebenernya langlah awal selalu melakukan AMP, kita pengen mengetahui apasih penyebab kematian itu telurusi awal sampai kesimpulan. Jadi jika setelah kita mendapatkan kesimpulan dari AMP itu akan kita tindak lanjuti agar tidak tejadi lagi kasus AKI disuatu daerah," pungkasnya.

 

Reporter : Yusuf Permana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: