Indonesia Pamerkan Tanaman Obat di Pertemuan Menteri Kesehatan G20

Indonesia Pamerkan Tanaman Obat di Pertemuan Menteri Kesehatan G20

Para delegasi G20 mendapat souvenir gratis berupa tanaman obat pada pertemuan menteri kesehatan G20 di Bali. Foto: Laman kemenkes.go.id -----

INFORADAR.ID --- Ada yang menarik pada perhelatan G20 2nd Health Minister Meeting (HMM) di Bali beberapa hari lalu. 

Indonesia sebagai tuan rumah, memanfaatkan momen tersebut dengan mempromosikan keanekaragaman hayati yang sangat banyak dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Salah satunya tanaman obat seperti kunyit, sirih, kapulaga, jahe, centella, kelor dan lainnya melalui gelaran pameran.

Dikutip dari laman kemenkes.go.id, pertemuan yang berlangsung 2 hari ini diikuti 190 delegasi dari negara anggota G20 dan negara maju. 

Seperti Singapura, Uni Emirates Arab, Swiss, Belanda, dan perwakilan dari beberapa negara mewakili regional seperti ASEAN, Pacific Island Forum, African Union, Caribbean Community, dan NEPAD.

Pertemuan ini juga menghadirkan organisasi internasional terkait seperti WHO, World Bank, GAVI, CEPI, Global Fund, OECD.

Bertajuk Biodiversity Tradisional Medicine Indonesia, pameran berlangsung selama kegiatan 2nd HMM hingga Jumat (28/10). Pameran ini ingin mengangkat tanaman obat Indonesia yang sudah lama digunakan sebagai obat dalam bentuk simplisia, jamu dan fitofarmaka.

Keaneka-ragaman tanaman obat yang dimiliki Indonesia tentunya perlu disosialisasikan dan diangkat dalam berbagai perhelatan internasional. 

Harapannya, masyarakat global setidaknya negara G20 terpapar dan mengetahui berbagai manfaat tanaman obat yang telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia.

Pameran ini mengekspos tanaman obat yang sudah dilakukan penelitian dan terbukti berkhasiat dalam pengobatan tradisional. Diikuti oleh unit terkait di Kemenkes seperti Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK), Direktorat Jenderal (Ditjen) Farmasi dan Alat Kesehatan yang mengangkat Bude Jamu, Ditjen Kesehatan Masyarakat, Pusat Data dan Informasi serta Digital Transformation Office (Pusdatin-DTO).

Kemudian ada Perusahaan jamu, BUMN, swasta dan UMKM yang bergerak dalam bidang pemanfaatan tanaman obat tradisional turut menyemarakkan acara ini.

Peserta pameran antara lain Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali, PT. Sido Muncul, PT. Indofarma, PT. Biofarma dan Kimia Farma Holding Pharmacy serta Tirta Ayu Spa, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu (B2P2TOOT) selain hadir dari unit Kemenkes lainnya.

Akhmad Saikhu, Kepala B2P2TOOT mengungkapkan keikutsertaan lembaganya dalam pameran ini adalah untuk mengenalkan kekayaan tanaman obat pada dunia internasional termasuk manfaatnya yang diharapkan dapat dikembangkan ke arah riset khasiat tanaman obat dan pengembangan kesehatan masyarakat.

“Tanaman obat yang dipamerkan dari B2P2TOOT memiliki khasiat dan manfaat,” ungkap Akhmad Saikhu. Tanaman obat dikemas menjadi souvenir dan diberikan secara gratis kepada delegasi G20 yang hadir.

Akhmad Saikhu berharap agar negara-negara G20 tertarik dan ikut mengembangkan tanaman obat asli Indonesia. Menurutnya ada tiga kelompok tanaman obat yaitu jamu, Obat Herbal Terstandar (Scientific Based Herbal Medicine), dan Fitofarmaka (Clinical Based Herbal Medicine).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: