Kawasan Konservasi Hutan Mangrove Bali dan Perhelatan KTT G20
Presiden Joko Widodo dengan latar Taman Hutan Raya I Gusti Ngurah Rai, Bali. Foto: ---Laman Sekretariat Presiden -----
Cukup membayar sekitar Rp200 ribu per orang, penyewa perahu sudah bisa menyusuri sekitar tahura dari sisi perairan.
Kadar keseruan semakin bertambah kalau menjajal naik kayak--yang jumlahnya puluhan unit di tempat itu--untuk berkeliling ke sekitar tahura dari jalur air.
Melihat posisi pentingnya sebagai konservasi pesisir dan pariwisata berkelanjutan di Bali, Presiden Joko Widodo pun meminta kementerian-kementerian terkait untuk membantu penataan ulang kawasan tempat bertelur dan berkembangbiaknya aneka jenis ikan dan burung tersebut.
TUAN RUMAH KTT G20
Terlebih lagi Pulau Dewata akan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Negara-negara G20 di Nusa Dua, 15-16 November 2022.
Di mana kegiatan tersebut akan dihadiri oleh 20 kepala negara dan kepala pemerintahan dari 20 negara serta para pemimpin kawasan regional dunia serta Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Penataan ulang itu telah dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sejak Januari 2022 dan ditargetkan selesai sebelum dimulainya perhelatan KTT G20.
Lingkup pekerjaan penataan tahura meliputi pembangunan gerbang masuk, area drop off, wantilan, tracking mangrove, dan area pembibitan dan persemaian yang mampu menampung 6 juta bibit bakau.
Kemudian membangun area penerima (lobby, ticketing, kantor penerima), menambah menara pandang khususnya ke arah Teluk Benoa, dan penataan area parkir VVIP khusus kepala negara di atas lahan seluas 2,6 ha di sekitar Waduk Muara.
Kegiatan penataan ulang yang sudah mencapai 84 persen. “Saya melihat semuanya hampir sudah siap, Alhamdulillah.
Kita harapkan nanti di pelaksanaan KTT G20 juga berlangsung dengan baik dan lancar,” kata Presiden Jokowi ketika meninjau Tahura Ngurah Rai, Kamis (6/10/2022).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pihaknya mengoptimalkan pemakaian bahan-bahan alami selama penataan ulang ini dan mengurangi seminimal mungkin pemakaian bahan beton.
"Tujuannya supaya tidak merusak mangrove dan ekosistem di sekitarnya. Kami memakai bahan-bahan material seperti bambu dan kayu untuk tiang pancang," ujar Basuki.
Sejumlah akses jalan baru pun turut dibangun untuk memudahkan masyarakat menuju tahura.
Pada kesempatan itu, Wakil Menteri LHK Alue Dohong menjelaskan, kawasan tahura akan dijaga kebersihannya terutama dari serbuan sampah akibat terbawa arus air dari Teluk Benoa karena fungsi utama tahura ini sebagai pertahanan terdepan selatan Bali dari gerusan gelombang laut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: