Wajah Baru Jalan Malioboro Yogyakarta tanpa Pedagang Kaki Lima: Lebih Asyik dan Nyaman
Inilah Jln Malioboro di waktu pagi. Kini tak ada lagi PKL yang mangkal. Foto: M Widodo/Radar Banten--
YOGYAKARTA, INFORADAR.ID --- Rasanya ada yang kurang afdol kalau liburan ke Yogyakarta tidak pelesiran ke Jalan Malioboro yang legend itu. Malioboro adalah jantung kota dan denyut pariwisata Yogya.
Sehingga sangat wajar kalau wisatawan banyak yang ingin jalan-jalan di Malioboro.
Wajah Jalan Malioboro, Yogyakarta kini memang tampil lebih indah. Tak ada lagi pedagang kaki lima (PKL) sepanjang trotoar. Penataan ini tak lepas dari keinginan menjadikan Kawasan Jalan Malioboro dan sekitarnya sebagai benda cagar budaya.
Lalu kemana ratusan PKL yang selama ini menggantungkan mata pencahariannya di Malioboro? Seluruh PKL direlokasi. Diberi tempat khusus. Yaitu di Teras Malioboro 1 dan 2.
Teras Malioboro 1 berada di sisi selatan, bersebelahan dengan Pasar Beringharjo, berdekaran dengan Gerbang Keraton Jogjakarta. Sedangkan Teras Malioboro 2 di sisi utara, berdekatan dengan Hotel Grand Inna dan Stasiun Kereta Api Tugu.
Becak motor (Betor) siap mengantarkan pengunjung Malioboro ke kawasan sekitar. Foto: M Widodo/Radar Banten--
Dengan tak adanya PKL, kini bangku untuk pengunjung Malioboro diperbanyak dan disusun rapi. Di kanan kiri jalan. Sehingga wisatawan dapat istirahat dengan santai sambil duduk-duduk manakala kecapekan.
Untuk memberikan kenyamanan kepada wisatawan, kini setiap pukul 18.00 - 21.00 WIB, Jalan Malioboro ditutup untuk kendaraan roda 2 dan 4.
Dikutip dari arsipdanperpustakaan.jogjakota.go.id, Jalan Malioboro berlokasi di antara Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Tugu Pal Putih.
Kawasan Malioboro selalu padat dikunjungi wisatawan, meski tidak berbelanja, Malioboro memang sangat apik. Mulai tahun 2019 diterapkan aturan baru bahwa setiap pukul 18.00 - 21.00 WIB Kawasan Malioboro bebas dari kendaraan bermotor kecuali kendaraan umum Trans Jogja serta kendaraan pelayanan masyarakat seperti truk pengangkut sampah, ambulans, dan mobil pemadam kebakaran. Selain bebas kendaraan bermotor, PKL yang ada di Malioboro juga tutup. Dengan adanya aturan baru ini, banyak kegiatan diselenggarakan di Kawasan Malioboro. Hal ini membuat Malioboro tetap padat didatangi wisatawan.
Malioboro adalah nama salah satu jalan yang berada di pusat kota Yogyakarta. Jalan Malioboro adalah nama salah satu jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Malioboro dan Jalan Jend. A. Yani. Jalan ini merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta. Asal nama jalan Malioboro sendiri berasal dari bahasa sansekerta malyabhara yang berarti karangan bunga. Adapula beberapa ahli yang berpendapat asal kata nama Malioboro berasal dari nama seorang kolonial Inggris yang bernama Marlborough yang pernah tinggal di Jogja pada tahun 1811- 1816 M. Pemerintah Hindia Belanda membangun Malioboro sebagai kawasan pusat perekonomian dan pemerintahan pada awal abad 19.Malioboro mulai populer pada era kolonial (1790-1945). Ketika itu, pemerintah Belanda membangun Benteng Vredeburg tahun 1790 di ujung selatan Jalan Malioboro. Belanda juga membangun Dutch Club atau Societeit Der Vereneging Djokdjakarta (1822), The Dutch Governor\\\'s Residence (1830), Javasche Bank, dan Kantor Pos. Perkembangan Malioboro semakin pesat, ditambah dengan adanya perdagangan antara pemerintah Belanda dengan pedagang Tionghoa. Hingga tahun 1887, Jalan Malioboro dibagi dua setelah Stasiun Tugu Yogya dibangun. Sejarah lainnya, Jalan Malioboro menjadi saksi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pernah terjadi pertempuran hebat antara pejuang Tanah Air dengan pasukan kolonial Belanda yang dikenal dengan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. Pasukan Merah Putih berhasil menaklukkan kekuatan Belanda dan menduduki Yogyakarta setelah enam jam bertempur.
--
KEBANGKITAN PARIWISATA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: