Kasus Monkeypox Sudah Menyebar ke 75 Negara, Menkes Minta Masyarakat Waspada

Kasus Monkeypox Sudah Menyebar ke 75 Negara, Menkes Minta Masyarakat Waspada

Konsultan Penyakit Tropik dan Infeksi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dr. Robert Sinto Foto: - BKPP Kemenkes ---

JAKARTA, INFORADAR.ID - World Health Organization (WHO) merilis sedikitnya kasus monkeypox telah menginfeksi sekitar 17.150 orang di 75 negara dengan tingkat kematian mencapai 11%. Angka ini mulai meningkat pada Juli 2022. Data ini dirilis terakhir pada 27 Juli 2022.

Namun hingga saat ini, Virus cacar monyet (monkeypox) tidak terdeteksi di Indonesia. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat tetap waspada dan dikatakan monkeypox baru bisa menular setelah ada gejala dari penderita. “Ini (monkeypox) baru menular jika gejalanya sudah terlihat,” ujar Menkes Budi. 

Konsultan Penyakit Tropik dan Infeksi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dr. Robert Sinto menyebut kasus monkeypox banyak dialami laki-laki. "Namun penyakit ini tidak segmented. Semua orang memiliki potensi tertular virus ini. Saat ini masih dilakukan penelitian oleh WHO,” kata dr. Robert.

Perbedaan lainnya, Monkeypox di Afrika dapat menginfeksi semua kelompok umur mulai dari anak-anak hingga lansia. Sementara karakteristik Monkeypox di negara non endemis, kasus Monkeypox didominasi oleh laki-laki dengan rata-rata usia sekitar 37 tahun.

Selain menyebabkan perubahan karakteristik virus, strain baru Monkeypox diduga juga mengubah cara penularan sehingga lebih cepat menular. Hal ini menyebabkan kenaikan kasus yang signifikan di berbagai negara. Dokter Robert menyebutkan virus Monkeypox telah bermutasi dengan sangat cepat.

Dikutip dari laman Kemenkes RI yang dirilis Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh sekelompok peneliti di Amerika Serikat, bahwa di tahun 2022 rata-rata ditemukan 50 mutasi strain baru Monkeypox dibandingkan dengan tahun 2018 sampai 2019.

Mutasi ini, kata dr. Robert terlihat dari perbedaan karakteristik antara Monkeypox di negara endemis seperti Kamerun, Benin, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Ghana (hanya diidentifikasi pada hewan), Pantai Gading, Liberia, Nigeria, Republik Kongo, dan Sierra Leone dengan negara non endemis.

TIDAK TERDETEKSI

Tidak seperti COVID-19, penularan virus monkeypox melalui sentuhan fisik dengan penderita. Virus ditularkan melalui cairan yang melepuh dari ruam atau bercak merah dari penderita.

Gejala awal dimulai dari demam dan merasa kurang sehat. Tapi baru diduga kuat sebagai penyakit monkeypox setelah ada bercak merah.

Bercak tersebut harus cepat diambil cairannya untuk pemeriksaan lab dan diagnosa. Biasanya penyakit ini bisa sembuh dalam waktu 2 minggu sampai 4 minggu.

Di Indonesia kasus monkeypox tidak terdeteksi hingga saat ini. Sebelumnya ada 9 orang suspek dan dinyatakan bukan monkeypox setelah pemeriksaan Lab. Ada pula 2 orang kontak erat dari Singapura yang transit di Indonesia yang akan menuju Malaysia. “Jadi sampai sekarang Indonesia belum ada kasus monkeypox,” ucap Menkes Budi.

Dikatakan Menkes, antisipasi yang dilakukan Kementerian Kesehatan adalah melalui surveilans yang bagus dan pemeriksaan Lab yang maksimal. Sudah ada 1.100 Lab di Indonesia yang bisa digunakan untuk pemeriksaan monkeypox. “Kita sudah datang kan 500 reagen dan kita tambah lagi dan sudah ada 1000,” kata Menkes.

Terkait vaksinasi monkeypox, lanjut Menkes, baru ada di Amerika dan Rusia. Vaksinnya sama dengan vaksin cacar air. Cukup diberikan satu kali untuk seumur hidup.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: