Aneh, Harga Minyak Mentah Dunia Turun, Harga Dexlite dan Pertamina Dex Malah Naik
Ilustrasi pengeboran minyak --twitter--
JAKARTA, INFORADAR.ID - Harga minyak mentah dunia saat ini sedang anjlok dan bahkan merupakan yang terendah dalam tiga bulan terakhir ini.
Namun anehnya, harga dexlite dan pertamina dex dalam negeri justru mengalami kenaikan cukup tinggi. Yakni sebesar Rp 2.800 per liter.
Selama ini pemerintah selalu menggunakan parameter asumsi atau patokan harga minyak dunia untuk menaikkan atau menurunkan harga minyak olahan di pasaran.
Seperti diketahui, harga minyak mentah dunia anjlok ke level terendah dalam tiga bulan terakhir. Bahkan, level harga minyak di bawah US$ 100 per barel merupakan yang terendah dalam beberapa waktu ini.
Penurunan harga minyak mentah dunia diperkirakan karena penguatan dolar AS. Hal ini menyebabkan para pembeli yang menggunakan mata uang lain akan membayar lebih mahal.
Pedagang Energi Senior CIBC Private Wealth US Rebecca Babin mengatakan penurunan harga ini cukup kritis dari titik psikologis yang menjadi patokan pihaknya sebesar US$ 95 per barel
Wakil Presiden Senior untuk Perdagangan BOK Financial Dennis Kissler mengatakan, penurunan harga minyak saat ini memang sedang mengalami tekenan yang sangat ekstrem.
Banyak pihak menduga naiknya kembali covid-19 di China sebagai biang kerok penyebabnya.
Menurut Kissler, penguncian wilayah (lockdown) akibat kasus covid-19 di China dikhawatirkan melemahkan permintaan.
"Sebab kita ketahui selama ini China merupakan importir utama minyak mentah dunia," ujar Kissler.
Faktor lainnya, yakni kekhawatiran perlambatan ekonomi global akibat perang Rusia-Ukraina yang membuat harga-harga komoditas semakin mahal.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen yang berada di Asia untuk membahas cara memperkuat sanksi terhadap Rusia, termasuk berniat membatasi kenaikan harga minyak negeri beruang merah tersebut.
Direktur Eksekutif Badan Energi Internasional (IEA) Fatih Birol menuturkan sanksi negara Barat yang dijatuhkan kepada Rusia atas perang di Ukraina telah mengganggu arus perdagangan minyak mentah dan bahan bakar.
Organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) memperkirakan permintaan minyak dunia akan meningkat sebanyak 2,7 juta barel per hari pada 2023, sedikit lebih lambat dari tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: