Sudah Lulus Sertifikasi dari Hilal Ahmar, 10 Ambulans Indonesia Boleh Beroperasi di Sektor Makkah
dr Mamang Bagiansyah (empat dari kiri) foto bersama petugas Hilal Ahmar (tiga dari kiri) usai uji kelaikan 10 ambulans. -Akun Facebook Kemenkes RI-
INFORADAR.ID - Ini kabar baik bagi para calon jamaah haji Indonesia. Sedikitnya 10 mobil ambulans Indonesia kini sudah mendapat ijin operasional dari Hilal Ahmar. Dengan demikian mobil ambulans ini nanti bakal mendampingi jamaah pada puncak armuzna, untuk melakukan evakuasi bagi jamaah yang memerlukan.
" Jadi ada 10 ambulans operasional yang mendapat sertifikasi dari Hilal Ahmar untuk Sektor Makkah," kata Koordinator Ambulans dr Mamang Bagiansyah.
Dikutip inforadar.id dari akun facebook Kemenkes RI, Mamang Bagiansyah yang merupakan dokter spesialis penyakit dalam ini mengatakan, menjelang puncak haji, semua ambulans yang dipakai untuk operasional di masa armuzna harus mendapatkan izin operasional yang dikeluarkan Hilal Ahmar. Sertifikasi dikeluarkan bagi kendaraan yang memenuhi baik syarat fisik maupun fungsi. Sertifikasi ini ditandai dengan penempelan sticker pada ambulans.
“Dua hari kemarin kami diperiksa di Hilal Ahmar. Alhamdulillah memenuhi syarat. Artinya ambulans kita, utamanya nanti ketika puncak armuzna, dapat beroperasional di daerah Masyair (Arafah- Muzdalifah- Mina), karena yang boleh masuk adalah Ambulans yang punya sertifikat itu” ucap dr. Mamang.
Syarat fisik yang harus dilengkapi diantaranya adalah usia kendaraan tidak boleh lebih dari 5 tahun. Sementara syarat fungsi yang harus dipenuhi lanjut dr. Mamang, diantaranya adanya kelengkapan seperti tas emergency, tas tabung oksigen besar dan kecil.
Kemudian main strecher, stretcher lipat, alat suction, tensi, obat obat, DC shock, obat obatan, intubasi, stick gula darah, kasa, hand scone, masker, manset dan ambulans bag, dan sebagainya.
“Ada spinal board juga, papan untuk angkat pasien dengan cedera spinal, ada untuk head imobilizer. Kurang lebih 60 item yang harus kita penuhi” ucap dr. Mamang.
Salah satu negara yang diminta untuk mencontoh Indonesia adalah negara Maroko. “Kebetulan ada negara lain, Maroko yang melakukan sertifikasi bersama Indonesia. Mereka ada 3 ambulans, itu belum lulus, sampai ditunjukkan ambulans kita. Alhamdulillah jadi contoh ” tambah dr. Mamang.
Selama fase Armuzna, ambulans akan digunakan sebagai operasional untuk mobilisasi pasien baik di pos kesehatan di Arafah, Muzdalifah maupun Mina
“Di Arafah misalnya, ada pos pos kesehatan, begitu ada masalah kesehatan jemaah, mobilisasi di situ untuk menjemput pasien, dibawa ke KKHI atau untuk rujukan ke RSAS,” jelasnya.
Editor: M Widodo
Sumber: Akun Facebook Kemenkes RI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: