Asal-usul Nama Pandeglang Banyak Versi Ceritanya, Meriam Ki Amuk dan Pangeran Cunihin

Asal-usul Nama Pandeglang Banyak Versi Ceritanya, Meriam Ki Amuk dan Pangeran Cunihin

Kantor Bupati Pandeglang berdiri megah di pusat kota Pandeglang.--

PANDEGLANG, INFORADAR.ID - Kabupaten PANDEGLANG dikenal negeri seribu ulama dan sejuta santri. Kabupaten PANDEGLANG merupakan sebuah kabupaten dengan Ibu Kotanya adalah PANDEGLANG, Provinsi Banten. Secara geografis Kabupaten PANDEGLANG berbatasan dengan Kabupaten Serang di utara, Kabupaten Lebak di Timur, serta Samudra Indonesia di barat dan selatan. 

Adapun asal-usul nama Pandeglang yang dikutip INFORADAR.ID, dari situs resmi Pemkab Pandeglang, terbagi dalam beberapa versi cerita yang terpublikasikan hingga sekarang ini. 

Versi pertama sebutan nama Pandeglang bermula dari pembuatan gelang pada meriam Ki Amuk. Yaitu sebuah meriam besar yang saat ini berada di Kesultanan Banten Ama. Di mana menurut cerita berkembang bahwa meriam Ki Amuk awalnya memiliki bentuk hampir sama dengan bentuk meriam Ki Jagur.  Sebuah meriam yang kini berada di Museum Fatahillah, Jakarta.

Seperti meriam Ki Jagur pada bagian pangkalnya atau bagian belakangnya memiliki bentuk yaitu bentuk jari tangan yang mana ibu jari diselipkan diantara jari telunjuk dan jari tengah. Bentuk tersebut biasanya disimbolkan sebagai bentuk senggama, demikian pula meriam Ki Amuk. 

Oleh karena bentuk seperti itu dianggap kurang etis bagi masyarakat di lingkungan Kesultanan Banten yang Islami, maka kemudian muncul cerita di masyarakat yang menyampaikan bahwa bagian belakang meriam Ki Amuk dipotong dan kemudian material potongan dilebur kembali menjadi bentuk gelang sebanyak lima pasang atau sejumlah sepuluh gelang. 

Pembuat gelang-gelang itu selanjutnya diceritakan dibuat oleh pande besi  bernama Ki Buyut Papak, sekitar 30 Kilometer ke arah selatan Banten Lama. Saat ini menjadi Kabupaten Pandeglang (Pande pembuat gelang).

Sedangkan menurut versi kedua,  asal-usul nama Pandeglang diangkat dari kisah seorang putri sebuah kerajaan yang bernama Putri Arum. Dikisahkan bahwa Putri Arum sedang bersedih karena akan dilamar oleh seorang pangeran yang memiliki paras tampan namun memiliki perilaku jahat bernama Pangeran Cunihin. Lamaran sang Pangeran sulit untuk ditolak karena jika ditolak maka kerajaan sang putri akan dihancurkan.

Singkat cerita, Putri Arum yang merasa ketakutan akan dilamar Pangeran Cunihin, melakukan semedi meminta petunjuk agar terbebas dari Pangeran Cunihin dan setelah itu sang putri didatangi seorang kakek bernama Pande Gelang. 

Kakek Pande Gelang menyarankan agar Putri Arum menerima lamaran Pangeran Cunihin akan tetapi dengan syarat yaitu Pangeran Cunihin harus membuatkan lubang pada sebuah batu keramat yang tingginya setara dengan tubuh manusia. Ditantang oleh Putri Cunihin, Pangeran Cunihin menyanggupi persyaratan tersebut dan berhasil sehingga  membuat Putri Arum pun merasa gelisah.

Selanjutnya Ki Pande kemudian menyuruh Putri Arum (Cadasari) untuk meminta Pangeran Cunihin melewati lubang di batu keramat. Pada batu keramat itu oleh Ki Pande ternyata sudah diletakan gelang sakti tepat pada batu sudah dilubangi oleh Pangeran Cunihin. Kemudian Pangeran Cunihin melewati lubang di batu keramat dan seketika seluruh kesaktiannya hilang hingga membuat wujudnya berubah menjadi sosok kakek yang tua tidak lagi tampan.

 

Reporter : Purnama Irawan

Editor : Agung P

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: