In Memoriam Drs Oemarsono (Gubernur Lampung yang Pandai Mendalang)
Penulis saat berhalal bihalal dengan Drs Oemarsono pada Lebaran Idul Fitri saat masih menjabat sebagai Wakil Gubernur--
Kabar miring itu tidak pernah saya bantah. Tidak pernah saya klarifikasi. Kalau pun ada yang bertanya, tidak pernah saya jawab.
Saya memang tinggal di rumah bagus. Dekat Kantor Gubernuran. Tapi, itu rumah mertua saya.
Saya memang dapat motor baru. Tapi, itu motor inventaris kantor. Satu-satunya motor yang diberikan untuk operasional saya.
***
Enam bulan berlalu. Saya dipanggil oleh Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi, almarhum Bang Harun Muda Indrajaya ke dalam ruang kerjanya. Saya deg-degan. Tidak biasanya dipanggil khusus. Diajak ngobrol berdua. Ada jeda cukup lama, sebelum Bang Harun memulai percakapan.
"Wid, Abang minta maaf, selama ini Abang berprasangka, Widodo mendapat fasilitas macem-macem dari Pak Gubernur Oemarsono. Abang salah sangka. Ternyata Widodo tidak mendapatkan apapun dari Pak Gubernur. Saya tahu itu.," kata Bang Harun datar.
Kali ini saya yang kaget. Saya balik bertanya, "Kenapa dari dulu Abang gak nanya ke saya? Abang yakin? Darimana Abang tahu?" tanya saya.
"Abang langsung ngobrol dengan Pak Gubernur, di rumahnya di Sragen. Pak Gubernur cerita panjang lebar, saat saya tanya mengenai Widodo," lanjut Bang Harun.
Alhamdulillah. Tidak perlu menjelaskan. Tidak perlu mengklarifikasi. Waktu yang menjelaskan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: