In Memoriam Drs Oemarsono (Gubernur Lampung yang Pandai Mendalang)
Penulis saat berhalal bihalal dengan Drs Oemarsono pada Lebaran Idul Fitri saat masih menjabat sebagai Wakil Gubernur--
Saya mengenalnya sejak pertama kali beliau menginjakkan kaki di Lampung tahun 1995. Saat itu, di rumah kontrakannya, Pahoman, Bandarlampung, Pak Oe mengadakan selamat kecil-kecilan. Saya diajak serta oleh rekan-rekan yang tergabung dalam perkumpulan Paguyuban Warga Wonogiri di Lampung. Saya nimbrung ikut ngobrol. Yang kemudian saya tahu bahwa Pak Oe pandai mendalang.
Obrolan itulah yang kemudian saya tulis dan menjadi judul berita di koran Tamtama, Lampung. Tempat saya bernaung, selain menjadi koresponden sebuah koran harian Ibukota yang terbit sore hari.
SOSOK SEDERHANA
Sejak saat itulah saya akrab dengan Pak Oe. Termasuk dengan keluarganya. Di mata saya, Pak Oe adalah sosok sederhana. Saking sederhananya, ikat pinggang yang dikenakannya sampai mengelupas kulitnya.
Saat sudah menjadi Gubernur, Pak Oe tidak berubah. Masih sederhana. Ketika anak pertamanya Projo Sudrajat mau menikah dengan seorang gadis di Sragen, ia memarahi anaknya lantaran membeli jas baru seharga Rp 400 ribu. Katanya, harga segitu terlalu mahal. Padahal, Tahun 1997 - 1999, jas seharga itu termasuk kelas sederhana. Kalau boleh dibilang murahan.
Tidak itu saja. Saat pertama kali datang ke Lampung, pria beristrikan Edyati Dwi Lestari, mengendarai sebuah sedan tua warna coklat (saya lupa merk-nya) seharga Rp 13 juta. Dan, itu satu-satunya mobil yang ia punya. Ia beli ketika mau berangkat ke Lampung. Padahal, pria kelahiran Sragen, 3 Mei 1940 adalah Bupati Wonogiri dua periode. Bupati yang dinilai oleh Presiden Soeharto sangat sukses.
Itulah mengapa, kemudian Pak Oe digadang-gadang oleh "Cendana" untuk menempati pos baru sebagai Wakil Gubernur Lampung. Padahal, ketika itu, sudah ada Wakil Gubernur Suwardi Ramli. Maka, dibuatlah pos baru. Pak Suwardi Ramli sebagai Wakil Gubernur bidang Politik dan Pemerintahan. Sedangkan Pak Oe Wagub bidang Ekonomi dan Pembangunan.
Jabatan Wagub itu hanyalah sebuah jembatan sementara. Maka, ketika digelar Pemilihan Gubernur Lampung 1998, yang ketika itu masih dipilih oleh DPRD, Pak Oe maju. Alumni UGM Tahun 1966 ini bersaing dengan Sekretaris Daerah Lampung, Nurdin Muhayat. Yang hasilnya sudah bisa ditebak. Pak Oe unggul. Pak Oe menang.
MENCARI SAYA
Begitu dinyatakan menang dan ketuk palu oleh Ketua DPRD Provinsi Lampung, Pak Oe dan istri langsung bangkit dari tempat duduk di Ruang Rapat Utama DPRD. Banyak pejabat yang mau menyalaminya. Tapi, Pak Oe tidak mau salaman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: