Disway Award

Sampah Ditukar Emas hingga Umroh: Inovasi Bank Sampah My Gold di Kota Serang

Sampah Ditukar Emas hingga Umroh: Inovasi Bank Sampah My Gold di Kota Serang

Lewat Bank Sampah My Gold di Kota Serang, sampah bisa ditukar emas hingga umroh-Dok. Istimewa-

Dari keprihatinan tersebut, ia berinisiatif menciptakan sebuah sistem pengelolaan sampah yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat.

Selain program penukaran emas dan perak, Bank Sampah My Gold juga aktif mengembangkan berbagai produk kerajinan dan olahan sampah sebagai bagian dari ekonomi sirkular berbasis komunitas. 

Upaya ini tidak hanya bertujuan mengurangi volume sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA), tetapi juga menciptakan nilai tambah ekonomi dan sosial bagi masyarakat sekitar. 

Dari sampah anorganik, Ibu Dewi dan timnya menghasilkan kerajinan berupa tempat air gelas untuk menjamu tamu serta tempat tisu yang bernilai guna dan estetika. 

Sementara itu, sampah organik diolah menjadi eco enzyme yang dimanfaatkan sebagai sabun cuci baju, sabun mandi, sabun cuci piring, hingga obat luka. 

Untuk sampah organik yang sudah membusuk, bank sampah ini mengolahnya kembali menjadi kompos.

Namun, di balik inovasi dan niat baik tersebut, perjalanan Bank Sampah My Gold tidak selalu berjalan mulus. 

Secara struktural, pengelolaan sampah berbasis masyarakat masih menghadapi tantangan klasik berupa rendahnya literasi lingkungan, minimnya insentif kebijakan, serta belum optimalnya sinergi antara inisiatif warga dengan program pemerintah daerah. 

BACA JUGA:Resmi! Xiaomi Luncurkan HyperOS 3 Berbasis Android 15 untuk Banyak Perangkat

BACA JUGA:Terminal Kadubanen Pandeglang Tingkatkan Keamanan Jelang Libur Nataru

“Tantangan terbesar kami adalah masih kurangnya kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah, serta minimnya perhatian dan dukungan dari pemerintah daerah, khususnya DLH Kota Serang,” ungkap Ibu Dewi. 

Ibu Kamilah Dewi mengungkapkan bahwa tantangan terbesar yang dihadapi adalah masih rendahnya kepedulian sebagian masyarakat terhadap pengelolaan sampah. 

Selain itu, perhatian dan dukungan dari pemerintah, khususnya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Serang, dinilai masih belum optimal.

Meski demikian, Bank Sampah My Gold tetap konsisten menjalankan misinya sebagai wadah edukasi lingkungan sekaligus pemberdayaan ekonomi masyarakat. 

Keberadaan bank sampah ini menunjukkan bahwa persoalan sampah tidak semata-mata isu kebersihan, melainkan juga dapat menjadi instrumen pembangunan sosial, penguatan ekonomi mikro, serta peningkatan kesadaran ekologis warga. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: