Revolusi Dunia Kerja: Skill Kalahkan Kepintaran di Dunia Kerja Masa Kini
Ilustrasi: Perubahan dunia kerja di era remote working-Freepik.com-Freepik
Sementara itu, keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung justru tidak lagi menjadi fokus utama dengan hanya 21% perusahaan yang menganggapnya penting.
Ini menandakan bahwa kemampuan berpikir strategis dan menguasai teknologi kini lebih dihargai di dunia kerja.
Tantangan: PHK Meningkat dan Pengangguran Naik
Di tengah perubahan kebutuhan keterampilan tersebut, kondisi pasar kerja masih menghadapi tantangan berat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2025, jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 153,05 juta orang, meningkat 3,67 juta dibanding tahun sebelumnya.
Namun, angka pengangguran terbuka justru naik menjadi 7,28 juta orang, bertambah sekitar 80 ribu dibanding Februari 2024, meski secara persentase turun sedikit ke angka 4,76%.
Lonjakan juga terjadi pada kasus pemutusan hubungan kerja (PHK). Sepanjang 2023 tercatat 64.855 pekerja terkena PHK, dan jumlahnya melonjak menjadi 77.965 orang pada 2024, atau meningkat 20,21% secara tahunan. Sementara di awal 2025 saja, sudah ada 15.285 kasus PHK, angka tertinggi sejak akhir 2023.
BACA JUGA:Amanda Manopo dan Kenny Austin Resmi Menikah, Cinta yang Berawal dari Sinetron Berakhir di Pelaminan
BACA JUGA:Hasbi Jayabaya Tegaskan di Pelantikan KONI Lebak: Olahraga Adalah Pilar Pembangunan Daerah
Skill Jadi Senjata Utama di Dunia Kerja Modern
Melihat tren tersebut, para pencari kerja disarankan untuk memperkuat kemampuan mereka agar tetap relevan dengan kebutuhan industri.
Dunia kerja saat ini tidak lagi menilai seseorang dari seberapa tinggi pendidikannya, melainkan dari kemampuan beradaptasi, berpikir kritis, dan menguasai teknologi.
Para pakar ketenagakerjaan menegaskan bahwa perubahan ini merupakan bagian dari revolusi dunia kerja global.
Mereka yang siap mengasah keterampilan baru dan terus belajar akan memiliki peluang lebih besar untuk bertahan.
Pandangan serupa juga disampaikan oleh Duta Koperasi Lebak. Ia menilai jika skill dinilai lebih dibutuhkan karena cakupannya lebih luas dibanding kepintaran yang cenderung terbatas pada bidang tertentu.
“Skill dan kepintaran harus sama-sama dimiliki, tapi kalo menurutku emang skill jauh lebih dibutuhin, karna kalo skill cakupannya lebih luas, tapi kalo kepintaran, biasanya cuma beberapa bidang, contohnya pinter ngitung belum tentu dia punya skill berdagang,” tutur Rosifah, Duta Koperasi Kabupaten Lebak
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
