Dari Novel ke Film Panjang, Laut Bercerita Siap Tayang 2026
Laut Bercerita diadaptasi menjadi film panjang-@lynxfilms-Instagram
INFORADAR.ID - Novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori akan diangkat ke layar lebar dan dijadwalkan tayang di bioskop pada tahun 2026. Kabar ini langsung menarik perhatian pembaca dan penikmat film Indonesia.
Adaptasi penting karena membawa kembali cerita tentang sejarah kelam, perjuangan, dan luka yang masih terasa hingga hari ini. Kisahnya relevan dan dekat dengan realitas sosial.
Film Laut Bercerita akan mengangkat kisah aktivis mahasiswa di era Orde Baru yang mengalami penangkapan dan penghilangan paksa. Cerita disampaikan lewat sudut pandang korban dan keluarga yang ditinggalkan.
Setelah sebelumnya pernah dibuat dalam film pendek, kini Laut Bercerita akan tayang dengan durasi yang lebih panjang dan pengalaman lebih emosional.
Tambahan durasi tersebut dibuat untuk memperkaya alur cerita sekaligus menggali lebih dalam pergulatan batin tokoh utama, Biru Laut Wibisana.
Dengan begitu, penonton diharapkan bisa memahami konteks sejarah, kekerasan politik, serta tragedi penghilangan paksa yang menjadi inti cerita ini dengan lebih utuh.
BACA JUGA:Taxi Driver 3 Resmi Tayang dan Langsung Pecahkan Rekor Rating
BACA JUGA:Balada Boy cs dan Sertifikat Pensiunan Raja (part 1)
Laut Bercerita Diadaptasi Menjadi Film Panjang, Tayang 2026
Laut Bercerita akan diadaptasi menjadi film panjang yang diproduksi oleh Pal 8 Pictures. Proyek ini digarap di bawah arahan sutradara Yosep Anggi Noen, yang dikenal konsisten mengangkat isu sosial dan sejarah dalam karya-karyanya.
Berlatar era 1990-an, film ini direncanakan tayang di bioskop Indonesia pada 2026. Informasi terkait penggarapan film pertama kali diumumkan dalam ajang JAFF Market Yogyakarta pada Senin1 Desember 2025 lalu.
Sebelumnya, Laut Bercerita sempat diadaptasi ke layar pada 2017 oleh Pritagita Arianegara dalam format film pendek.
Versi terbaru ini dikembangkan dengan durasi lebih panjang dan penggarapan yang lebih mendalam untuk membangun emosi penonton.
Dalam proses produksinya, Yosep Anggi Noen menyebut tantangan utama terletak pada upaya menerjemahkan riset mendalam yang tertuang dalam novel karya Leila S. Chudori ke dalam bahasa visual film.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
