Moralitas Terbalik: Cermin Retak Dunia Pendidikan Kita

Kamis 16-10-2025,19:47 WIB
Reporter : Haidaroh
Editor : Haidaroh

Sayangnya, dunia pendidikan kini sering tersandera oleh kepentingan birokrasi dan tekanan sosial. Banyak yang memilih menghindari konflik, bahkan dengan mengorbankan prinsip kebenaran. Padahal, pendidikan tanpa keberanian moral akan kehilangan makna. Guru dan kepala sekolah akan terjebak sebagai pelaksana administratif, bukan pembentuk karakter bangsa.

Kasus Cimarga seharusnya menjadi cermin bagi para pengambil kebijakan. Jika kepala sekolah yang menegakkan disiplin saja bisa dihukum, apa pesan yang diterima siswa? Mereka akan belajar bahwa aturan bisa dilanggar dan kebenaran bisa dikalahkan oleh tekanan. Itulah pelajaran paling berbahaya bagi generasi muda.

Pada akhirnya, yang perlu ditegakkan bukan hanya aturan sekolah, tetapi nilai di balik aturan itu. Menegur siswa yang merokok bukan sekadar urusan tata tertib, tetapi bagian dari pendidikan karakter: mengajarkan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan lingkungan.

Tindakan kepala sekolah Cimarga sejatinya adalah bentuk kasih sayang seorang pendidik—ketegasan yang lahir dari kepedulian, bukan kemarahan.

Masyarakat perlu kembali menghargai pendidik yang berani menjaga integritas. Pemerintah dan dinas pendidikan juga harus memastikan adanya perlindungan hukum dan moral bagi guru serta kepala sekolah yang menjalankan tugas dengan benar. 

Jika tidak, semakin sedikit orang yang berani menegakkan disiplin, dan sekolah akan kehilangan ruh pendidikannya. 

Kasus ini tidak boleh berhenti sebagai polemik sesaat. Ia harus menjadi momentum untuk membenahi cara pandang kita terhadap dunia pendidikan. Kepala sekolah yang menegakkan aturan bukanlah ancaman, melainkan benteng terakhir nilai-nilai luhur pendidikan.

Kita berharap, peristiwa ini membuka mata banyak pihak bahwa menegakkan disiplin bukanlah tindakan represif, melainkan bentuk cinta terhadap generasi muda. Tanpa disiplin, pendidikan hanya akan melahirkan pengetahuan tanpa tanggung jawab—dan bangsa ini akan kehilangan arah moralnya.

Filosofi pendidikan nasional yang berakar pada Pancasila menuntun kita untuk mencetak manusia beriman, berbudaya, dan berwawasan kebangsaan—bukan pribadi yang mudah mengeluh atau mencari jalan pintas hukum dalam setiap persoalan. Sebagai insan terdidik, kita harus lebih bijak menyikapi masalah, bukan sekadar reaktif, tetapi reflektif dan berkeadilan.#AS161025#.

Kategori :