INFORDAR. ID - Kebakaran hutan besar kembali terjadi di Los Angeles, merusak beberapa daerah pinggiran kota. Cuaca panas dan angin kencang menyebabkan kobaran api menyebar dengan cepat ke banyak tempat, termasuk pemukiman.
Kondisi darurat ini menyebabkan evakuasi massal, yang membuat tugas pemadaman kebakaran sangat sulit untuk mengendalikan api. Selain itu, kabut asap tebal yang membungkus kota telah meningkatkan kualitas udara, yang membuat warga lebih tertekan.
Pada hari Selasa, 7 Januari, terjadi kebakaran pada waktu setempat dan penurunan paling tidak lima orang. Ratusan struktur hancur akibat peristiwa ini. Lebih dari 30.000 orang yang melarikan diri.
Akibat angin kencang yang mempercepat penyebaran api, petugas pemadam kebakaran dikerahkan secara masif untuk sinkronisasi kobaran api yang semakin sulit dikendalikan.
Selain itu, petugas pemadam kebakaran mengatakan bahwa kobaran api yang sulit dikendalikan telah melakukan upaya penyelamatan sementara pasokan air mulai terancam.
BACA JUGA:Komunitas Generasi Menang Indonesia Gelar Kegiatan Raih Kemenangan untuk Anak Yatim Piatu di Lebak
BACA JUGA:Sinopsis Ubel Blatt Perjalanan Koinzell dalam Pencarian Kebenaran dan Balas Dendam
Dengan lebih dari 15.832 hektar tanah yang terbakar, Pacific Palisades adalah salah satu wilayah yang paling terkena dampak. Kawasan mewah ini, di mana banyak selebriti Hollywood tinggal, kini hampir setengahnya musnah karena kebakaran.
Selain itu, wilayah lain seperti Eaton Fire dan Hurst Fire mengalami kerusakan yang signifikan. Eaton Fire menghanguskan sekitar 10.600 hektar tanah, dan Hurst Fire menghanguskan sekitar 855 hektar tanah.
Kebakaran di wilayah Sunset bahkan menyebar ke Hollywood Hills, mendekati Walk of Fame, tempat wisata terkenal. Lebih dari 1.100 bangunan, termasuk rumah dan bisnis, telah hancur secara keseluruhan.
Angin yang melintasi Santa Ana dengan kecepatan 160 km/jam memicu penyebaran api yang cepat dalam waktu beberapa jam. Salah satu faktor utama yang mempercepat penyebaran api ke daerah pegunungan dan kaki bukit adalah angin.
Kebakaran ini juga disebabkan oleh kekeringan yang berlangsung lama. Sejak Oktober 2024, curah hujan di daerah tersebut turun 10% dari rata-rata tahunan, menyebabkan vegetasi kering dan mudah terbakar.
Kelembaban udara yang rendah, yang merupakan bahan bakar alami untuk api, meningkatkan kondisi ini.
BACA JUGA:Ratusan Guru Honorer Kumpul di Masjid KP3B, Mengharapkan Kepastian Nasib