INFORADAR.ID – Kebosanan kerja sering kali dianggap sebagai hal yang wajar dalam rutinitas profesional, namun jika dibiarkan berlarut-larut, dampaknya bisa sangat merugikan baik bagi individu maupun perusahaan.
Ketika karyawan merasa jenuh dan tidak terstimulasi, produktivitas mereka cenderung menurun, kualitas kerja berisiko menurun, dan kepuasan kerja pun bisa terancam.
Padahal, produktivitas yang optimal sangat dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan kesuksesan perusahaan.
Kebosanan kerja atau yang sering disebut dengan "burnout" merupakan masalah yang kian mendapat perhatian di dunia kerja modern.
Meskipun sering dianggap sepele, kebosanan kerja dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap produktivitas dan kesejahteraan karyawan.
BACA JUGA:Di Mana Perumusan Teks Sumpah Pemuda? Yuk Ketahui Sejarahnya
Potret orang yang bosan bekerja-pixabay/@StockSnap-
Berdasarkan berbagai penelitian, kebosanan tidak hanya mengurangi kinerja, tetapi juga dapat mempengaruhi tingkat kepuasan kerja dan loyalitas karyawan terhadap perusahaan.
Oleh karena itu, penting untuk memahami sejauh mana kebosanan kerja dapat mempengaruhi karyawan dan bagaimana langkah-langkah strategis bisa diambil untuk mengatasinya.
Penyebab Kebosanan Kerja
1. Tugas yang Monoton
Kebosanan kerja dapat muncul akibat sejumlah faktor, di antaranya adalah tugas yang monoton, kurangnya tantangan dalam pekerjaan, atau minimnya kesempatan untuk berkembang.
Karyawan yang merasa tidak terstimulasi atau tidak diberikan peluang untuk berinovasi cenderung merasa terjebak dalam rutinitas yang membosankan. Hal ini sering kali menyebabkan penurunan motivasi dan bahkan perasaan frustrasi.
2. Merasa Tidak Terlibat
Dalam sebuah penelitian, terdapat karyawan di seluruh dunia merasa tidak terlibat dalam pekerjaan mereka, yang berkontribusi pada tingkat kebosanan yang tinggi.