Petani tidak tahu dari mana kekayaannya berasal. Bagi mereka, proses penciptaan kekayaan harus dapat dibuktikan dan terlihat, seperti melihat proses kerja paksa atau pertanian.
Sayangnya, hal ini tidak terjadi pada orang kaya baru. Akibatnya para petani merasa iri dan dengki karena para saudagar mampu memperoleh kekayaan yang besar.
Masyarakat yang menganut kepercayaan mistik membuat para petani percaya bahwa pencurian adalah kolusi antara orang kaya dan makhluk gaib yang tidak terlihat seperti tuyul dan babi ngepet.
BACA JUGA:4 Tips Menjaga Keharmonisan Hubungan LDR, Komunikasi Adalah Kuncinya
Dengan kata lain, petani yang iri hati selalu menuduh orang kaya menggunakan cara-cara terlarang untuk memperoleh kekayaan.
Singkong-Freepik.com-
Akibat tudingan tersebut, Ong Hok Ham dalam Dari Soal Priayi sampai Nyi Blorong (2002) menyatakan bahwa pedagang dan pengusaha sukses kehilangan statusnya di masyarakat.
Mereka dianggap “hina” karena mengumpulkan kekayaan dengan cara yang haram, yaitu dengan bersekutu dengan setan.
Tuduhan tak berdasar tersebut menambah popularitas tokoh Tuyul dan babi ngepet sebagai subjek mistik terkait kekayaan yang terus populer di Indonesia hingga saat ini.
Bahkan hal ini sampai menarik perhatian peneliti asing yaitu Clifford Geertz, antropolog yang menggarap karya fenomenal The Religion of Java (1976).
Geertz dalam pengamatannya mengatakan, memang benar ada masyarakat yang memelihara tuyul, dan biasanya mereka membuat perjanjian dengan makhluk halus di tempat-tempat keramat.
Oleh karena itu, inilah ciri-ciri orang yang memelihara tuyul adalah sebagai berikut:
1. Sangat kaya atau tiba-tiba kaya
2. Pelit
3. Sering memakai baju bekas