Saat hendak kembali ke kahyangan, Dewi Nawangwulan tidak dapat menemukan selendang yang sebenarnya dibawa oleh Jaka Tarub. Akhirnya, ia pun tertinggal oleh enam bidadari lainnya.
Kemudian, Jaka Tarub bertemu dengan Nawangwulan. Keduanya pun menikah. Namun, Jaka Tarub tidak mengakui bahwa dialah yang mencuri selendang Nawangwulan. Mereka memiliki seorang anak perempuan bernama Nawangsih.
Saat menanak nasi, Nawangwulan tidak mengizinkan Jaka Tarub untuk membuka ceret. Awalnya, Jaka Tarub menerima permintaan istrinya.
Namun, lama-kelamaan, Jaka Tarub menjadi penasaran. Ketika nasi sudah matang dan istrinya pergi, Jaka Tarub memberanikan diri untuk membuka tutup panci. Dia menemukan bahwa istrinya hanya memasak nasi dari sebutir beras.
Dengan terbongkarnya rahasia tersebut, kesaktian Nawangwulan pun hilang. Dia harus membeli beras dari toko sesuai kebutuhan. Ketika berasnya hampir habis, baru diketahui bahwa selendangnya telah ada di sana selama ini.
Kecewa karena suaminya telah menyembunyikan kebenaran darinya, Nawangwulan memutuskan untuk kembali ke kahyangan. Ia meninggalkan Jaka Tarub dan putrinya, Nawangsih.
Demikian dua cerita rakyat yang dipercaya terjadi di Pantai Parangtritis, Yogyakarta.(*)
BACA JUGA:Cerita Mistis Pantai Parangtritis yang Sering Dikaitkan dengan Keberadaan Nyi Roro Kidul