INFORADAR.ID --- Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) Tahun 2023 sukses meraup transaksi sebesar Rp 28,9 triliun. Capaian tersebut menghantarkan ISEF 2023 memperoleh atau mencetak rekor MURI sebagai festival ekonomi keuangan syariah terbesar di Indonesia.
Diketahui sepanjang penyelenggaraannya, ISEF terbukti mampu memberikan kontribusi untuk geliat Ekonomi Keuangan Syariah (EKSyar) tanah air. Hal itu terlihat dari data jumlah transaksi pada ISEF 2020 sebesar Rp5,03 triliun, transaksi ISEF 2021 sebesar Rp 25,8 triliun, dan transaksi ISEF 2022 sebesar Rp27,6 triliun.
Transaksi tahun 2023 sebesar Rp 28,9 triliun itu merupakan yang tertinggi sejak ISEF diselenggarakan 10 tahun lalu.
ISEF yang tahun 2023 ini menginjak satu dekade diselenggarakan pada 25-29 Oktober 2023. Dan berhasil merauh transaksi sebesar Rp 28,9 triliun.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung mengatakan, pencapaian signifikan secara global, baik di sektor ekonomi syariah maupun sektor keuangan syariah menjadi prasyarat utama untuk dapat mencapai visi menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia (EKSyar).
Dilansir inforadar.id dari laman FB Bank Indonesia bahwa hal itulah yang menjadi fokus bagi Bank Indonesia dalam penguatan ISEF ke depan.
Diberitakan sebelumnya, Indonesia dapat menjadi kiblat dan bahkan pemain utama Ekonomi Keuangan Syariah (EKSyar) dunia. Terdapat setidaknya 3 (tiga) alasan bahwa Indonesia pantas menjadi kiblat EKSyar tersebut.
Pertama, Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Kedua, Indonesia dengan penduduk muslim terbesar dunia memiliki volume ekonomi terbesar di antara negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Kemudian yang ketiga, Indonesia memiliki banyak sumber daya alam yang tidak dimiliki negara lain.
Ketiga alasan itu masih didukung bahwa ternyata posisi ekonomi syariah Indonesia di kancah global, berdasarkan The State of the Global Islamic Economy Report 2022 juga berada pada peringkat ke-4 di dunia. Hal itu diperoleh lewat sektor unggulan di Halal Value Chain (HVC) yang meliputi pertanian, makanan dan minuman halal, fesyen, serta pariwisata ramah muslim.
Untuk mengoptimalkan peluang tersebut, Bank Indonesia menempuh cara, di mana digitalisasi jadi kunci kemajuan ekonomi dan keuangan syariah.
Beberapa upaya dilakukan, yakni Bank Indonesia terus mendorong akselerasi digitalisasi melalui berbagai inisiatif, seperti: digitalisasi sertifikasi halal, digitalisasi keuangan sosial ZISWAF (Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf) serta adopsi digitalisasi sistem pembayaran.
Tujuan dari tiga hal ini tak lain agar supaya pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia dapat terus meningkat.
Tak hanya itu, untuk membumikan EKSyar, Bank Indonesia secara rutin menggelar acara tahunan ekonomi dan keuangan syariah terbesar di Indonesia bersama seluruh pemegang kepentingan yang terkait dengan ekonomi dan syariah melalui Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF).
Diketahui sepanjang penyelenggaraannya, ISEF terbukti mampu memberikan kontribusi untuk geliat EKSyar tanah air. Hal itu terlihat dari data jumlah transaksi pada ISEF 2020 sebesar Rp5,03 triliun, transaksi ISEF 2021 sebesar Rp 25,8 triliun, dan transaksi ISEF 2022 sebesar Rp27,6 triliun.