Pengaruh Daddy Issues terhadap Gen Z

Kamis 07-09-2023,16:25 WIB
Reporter : Nurbaeti
Editor : Haidaroh

Generasi Z atau biasa disebut Gen Z adalah generasi yang lahir setelah generasi milenial. Kumpulan orang yang termasuk ke dalam Gen Z adalah orang orang yang lahir dari tahun 1990 sampai tahun 2010.

Generasi ini merupakan generasi peralihan generasi milenial  dengan teknologi yang semakin berkembang. Di sisi lain, saat ini sedang ramai fenomena daddy issues yang sering terjadi di kalangan para Gen Z.

Apa sebenarnya  daddy issues?

Daddy issues adalah kondisi psikologis di mana seorang anak mempunyai hubungan yang tidak sehat dan kurang harmonis dengan ayahnya, atau bahkan mereka tidak merasakan kehadiran seorang ayah di masa hidupnya. 

Daddy issues bisa terjadi pada anak laki-laki maupun anak perempuan, namun biasanya paling sering terjadi kepada anak perempuan.

Diyakini kehadiran sosok ayah sangat berperan penting dalam kehidupan anak. Sosok ayah  juga memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan  psikologis dan sosial anak.

Ini dikarenakan  pola ikatan ayah dan anak yang  terbentuk sedari kecil, akan mempengaruhi kegiatan anak yang membangun hubungan romantisnya di masa depan.

Seorang anak bisa mengalami daddy issues jika ia memiliki ayah yang mempunyai sikap dingin, toxic terhadap keluarga, ditinggal wafat sedari kecil, atau bahkan ditinggal ayah karena ayahnya lebih memilih wanita lain dibandingkan keluarganya.

Beberapa riset menunjukkan bahwa anak yang mempunyai hubungan yang baik dengan ayah dan ibunya, pada umumnya akan  menjadi pribadi yang mudah percaya diri, lebih cerdas dan memiliki karakter yang baik.

Namun sebaliknya, ikatan anak dan ayah yang tidak baik akan menimbulkan kurangnya kepercayaan diri, haus perhatian, haus kasih sayang, dan bahkan bisa sulit mempercayai orang lain. Biasanya anak yang mempunyai daddy issues akan berisiko terjebak dalam toxic relationship.

Dari beberapa hasil penelitian, didapati beberapa fakta ketika seorang anak mengidap daddy issues. Pertama, timbulnya ketertarikan kepada pria yang lebih tua.

Ketidakhadiran sosok seorang ayah dari masa kecil bisa menimbulkan ketertarikan kepada pria lebih tua, karena dianggap bisa memberikan cinta, kasih sayang, rasa aman, dan rasa mengayomi yang mereka tidak dapatkan dari sosok ayah.

Kedua, cemburu yang berlebihan dan terlalu protektif. Perempuan yang ditinggalkan dan dibesarkan tanpa ayah cenderung mengalami kecemasan ketika menjalin hubungan romantis dengan orang lain.

Akibatnya, mereka lebih mudah untuk cemburu, posesif, dan sering mengatur. hal ini bisa menyebabkan pasangannya merasa terkekang dengan keterbatasannya.

Ketiga, takut ditinggalkan dan menjadi sendirian. Trauma pada masa kanak-kanak yang membuat Gen Z yang mempunyai daddy issues  menjadi takut ditinggalkan oleh orang yang mereka sayang, sehingga mereka akan melakukan apa saja supaya pasangannya tidak meninggalkannya sendirian.

Kategori :