Baik penyuluh KB maupun masyarakat luas menurut Hasto Wardoyo, memiliki hak untuk bisa mewujudkan Keluarga tentram, mandiri, dan bahagia. Maka dari itu, makan bersama di meja makan menjadi salahsatu jalan untuk mencapai cita-cita tersebut.
Terkait permasalahan stunting, Hasto Wardoyo, mengatakan Indonesia menggunakan standar internasional WHO dalam mengukur angka stunting ini. Yang mana WHO memberikan batasan kurang dari 20% untuk angka stunting di suatu negara.
"Secara Nasional, target angka penurunan stunting tahun ini (2023) di 17 persen dari tadinya 21,6 persen. Saya yakin di akhir tahun ini kita akan lebih extra kerja keras untuk menurunkan stunting," ungkap Hasto.
Sementara itu Wakil Gubernur Jawa Tengah, K.H. Taj Yasin Maimoen yang hadir dalam Harganas ke 30 itu mengatakan untuk mengentaskan stunting, tidak bisa hanya berfokus di stuntingnya saja.
"Tidak boleh hanya menurunkam stunting. Karena masuknya stunting ini, saling bersinggungan. mulai dari pola pengasuhan keluarga, sampai kondisi rumah dan sanitasi" kata Wakil Gubernur Jawa Tengah.
Menurut dia, hal ini senada dengan program BKKBN dalam proses mengawal berhasilnya program Bangga Kencana. yakni sesuai arahan Presiden Joko Widodo, untuk penurunan stunting di angka 14 persen pada tahun 2024.
“Di Jawa Tengah ada program Jo Kawin Bocah ada juga Perda untuk ketahanan keluarga, kita kolaborasikan antara budaya dan agama untuk mencegah stunting, perceraian, termasuk kemiskinan, dan paling parah setelah Covid ini," ucap Taj Yasin.
Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Tengah Atikoh Ganjar Pranowo mengatakan momen Harganas ke 30 tingkat provinsi ini menegaskan bahwa anak anak dari keluarga tidak ideal karena perceraian juga pantas untuk berbahagia.