Wulan menceriterakan, kejadian penembakan dengan menggunakan senjata api laras panjang jenis SS1 V2 tersebut terjadi sekira pukul 06.30 WIB. Ketika itu, terdengar suara letusan dari dalam kamar korban, Dani. "Ada suara seperti letusan dari dalam kamar korban," ujar Wulan.
Mendengar suara letusan tersebut membuat ibunya datang untuk mengetahui aoa yang terjadi di kamar anaknya. Saat pintu dibuka, Sumariati kaget bukan kepalang. Ia mendapati anaknya sudah bersimbah darah. Sontak saja, kejadian tersebut membuat Sumariati panik dan berteriak histeris. "Bu Sumariati kaget, teriak minta tolong ke tetangga," ujar Wulan.
Suara teriakan Sumariati tersebut membuat warga sekitar berdatangan. Warga kemudian masuk ke rumah korban. Hanya saja, warga sekitar tidak berani untuk langsung membantu korban. "Takutnya kami disalahin (membantu korban-red) apalagi kondisinya sudah begitu (sekarat-red)," ungkap Wulan.
Wulan melanjutkan, berdasarkan keterangan Sumariati, anaknya sempat berdinas luar di PLTU Suralaya, di Merak, Cilegon. Sehabis menjalankan tugas, korban sempat menghitung jumlah peluru yang ada di dalam senjata api milik Polda Banten tersebut. "Malam itu (sebelum kejadian-red) sempat ngitung peluru, kata anaknya mau dikembalikan (senjata api-red)," ungkap Wulan.
Sebelumnya diberitakan, Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol Didik Hariyanto membenarkan adanya personil Polda Banten yang tewas tersebut.
"Ya, benar ada personil Ditsamapta Polda Banten berinisial DK (21) yang ditemukan tewas di dalam kamar rumahnya di daerah Taktakan, Kota Serang karena tertembak senjata api," kata Kombes Didik.
Korban ditemukan bersimbah darah di dalam kamarnya Jumat, 31 Maret 2023 sekira pagi. DK diduga melakukan aksi bunuh diri dengan menggunakan senjata milik Polda Banten.
"Senjata api yang digunakan untuk menembak dirinya sendiri itu merupakan inventaris dinas," kata alumnus Akpol 1999 tersebut.