Ria berusaha balik menyerang. Selama 3 hari, pertarungan gaib terjadi antara dia dengan pihak yang dia santet.
Selama 3 hari itu, Ria merasa tubuhnya dibakar. Dia selalu minta asistennya untuk menyiramkan air ke tubuhnya.
Namun, Ria tidak kuat menahan panas. Pada hari ketiga, dia pingsan lagi.
Ketika sadar, Ria berada di pinggir sumur. Lelaki paruh baya bertelanjang dada, mengenakan anting panjang, dan tubuhnya penuh tato itu datang lagi. Berdiri di hadapan Ria.
Ria melihat, rumahnya yang menjadi tempat praktik telah terbakar. Benar-benar terbakar. Nyata.
Peristiwa ini tidak cuma membuat harta Ria ludes. Dua dari empat asistennya ikut menjadi korban. Tewas terbakar bersama rumah Ria.
Sedangkan, dua asisten Ria lainnya tewas dengan cara berbeda. Mereka mengalami kecelakaan ketika akan meminta bantuan untuk menyelamatkan Ria dan rumahnya.
Rumah yang menjadi tempat praktik Ria tidak berada di perkampungan. Ria tinggal cukup jauh dari permukiman penduduk.
Tak lama, Ria mendapat serangan lagi. Dia kembali pingsan.
Ketika siuman, Ria tidak lagi berada di pinggir sumur. Dia ditolong oleh seorang anak kecil.
“Dia bilang, ibu, ibu orang baik. Ibu kalau memang sayang sama diri ibu, ibu Kembali ke Allah saja,” ujar Ria.
Anak kecil itu arwah anak Ria. Arwah dari janin yang dimakan iblis. Ketika usia kandungan Ria 6 bulan.
“Waktu darah di lantai dan kaki gue diminum oleh setan-setan gue. Ya gue pasrah aja, gue punya peliharaan kan,” ujar Ria mengenang.
Ketika ditolong oleh arwah anaknya, Ria masih merasakan badannya panas seperti dibakar. Dia tidak bisa kemana-mana.
Tidak lama, datang lelaki dewasa datang bersama seorang anak berusia 10 tahunan. Ria lalu dibawa ke rumah lelaki ini.
Lelaki ini mengobati Ria. Dia memberikan doa-doa kepada Ria untuk diamalkan. Doa dari ayat-ayat Alquran, di antaranya Surat An-Naba 1-40, ini untuk perisai bagi Ria.