Oleh : Dudi Irfani, Mahasiswa Ekonomi Syariah Pascasarjana UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten
TAK terasa Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah akan segera tiba. Walaupun masih seminggu lagi, berbagai persiapan untuk menyambut perayaan Hari Raya Idul Adha sudah mulai dipersiapkan masyarakat. Salah satunya ialah dengan mempersiapkan dan membeli hewan kurban.
Seperti biasanya ditandai dengan banyaknya para pedagang musiman yang menyuguhkan hewan-hewan ternak yang hendak dikurbankan. Mengapa demikian? Karena pada Hari Raya ini umat Islam di anjurkan untuk melakukan kurban atau sebuah rangkaian ibadah yang dalam syariat pelaksanaannya itu menyembelih hewan untuk dikurbankan. Pada Idul Adha atau lebih dikenal dengan istilah Lebaran Haji oleh masyarakat ialah perayaan di mana umat Islam bersuka cita saling berbagi kenikmatan dengan bentuk daging hewan kurban.
Kondisi pandemi Covid-19 belum juga berakhir, akan tetapi pada tahun ini kita dikagetkan dengan virus PMK pada hewan ternak. PMK ialah singkatan dari penyakit mulut dan kuku yang menyerang hewan-hewan ternak.Adapun virus ini sedang mewabah di Indonesia akhir-akhir waktu ini.Dan wabah ini mengakibatkan harga hewan kurban menjadi melambung tinggi.
Kenaikan harganya berkisar 20 – 25% Menurut para pedagang. Omzet para pedagang menjadi turun drastis.Karena para konsumen yang hendak membeli hewan untuk dikurbankan menjadi berpikir berkali-kali.Para konsumen pun terkejut disaat mengetahui harga yang di tawarkan dan tidak sedikit yang mengurungkan niat untuk meminang hewan kurban lebih awal.Padahal biasanya semakin dekat ke Hari Raya baru harga naik akan tetapi pada tahun ini kenaikan sudah terasa dari jauh-jauh hari.
Hewan yang mengalami kenaikan harga didominasi pada jenis sapi.Untuk saat ini mungkin kambing tidak terlalu terkena imbas kenaikan harga dari penyakit ini.Karena wabah ini lebih banyak menyerang sapi dari pada kambing.Adapun kenaikan ini sesuai dengan jenis sapi atau kambingnya.
PMK menjadi penyebab utama kenaikan harga hewan kurban pada saat ini.Karena PMK banyak menyerang ke Stok-stok hewan ternak yang sudah dipersiapkan untuk perayaan Idul Adha. Stok hewan ternak yang langka menjadikan harga melambung ke langit.Padahal Idul Adha sebagai momen di mana para peternak atau pedagang hewan ternak meraup keuntungan yang fantastis dari biasanya.
Penyakit mulut dan kuku atau PMK yang merupakan wabah virus pada hewan ternak ruminansia. Wabah ini menyebabkan penyakit yang sedang viral, sangat cepat penularannya dan menyerang semua hewan berkuku belah/genap contohnya sapi, kerbau, domba, kambing, rusa, unta dan termasuk hewan liar seperti antelope, gajah, menjangan, bison, dan jerapah.
Penyakit ini juga terkenal sebagai foot and mouth disease (FMD) jenis penyakit ini penyebabnya ialah virus tipe A dari keluarga Picornaviridae, genus Apthovirus yakni Aphtaee epizootecae. Tingkat penularan penyakit ini cukup tinggi, akantetapi tingkat kematiannya hanya 1-5%.Sehingga tidak terlalu berbahaya akan tetapi butuh diobati hewan yang tertular.
Pemerintah Pusat memerintahkan jajarannya untuk fokus dan serius dalam menangani penyakit mulut dan kuku (PMK), Presiden ingin PMK di tangani seperti halnya kasus covid-19, dan Presiden pun memerintahkan mempercepat vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak. Mengingat penyebaran penyakit ini sangat cepat seperti halnya covid-19.
Menurut Menteri Pertanian dan bersama jajarannya sudah berupaya melakukan pencegahan penularan penyakit mulut dan kuku ini. Akan tetapi karena penyebarannya sangat cepat seperti halnya covid-19 imbasnya penyakit ini sudah tersebar di 18 provinsi dan 190 kabupaten/kota.Memang patut diberikan apresiasi kepada pemerintah pusat dalam menangani penyakit ini, baik pencegahan atau pengobatannya.Mengingat hewan ternak pada saat ini sangat dibutuhkan. Mungkin pemerintah sudah belajar dalam penangan Pandemi Covid-19.
Mengapa penyakit ini muncul di Indonesia saat menjelang Hari Raya Idul Adha?Apakah penyakit mulut dan kuku (PMK) ini seperti halnya Covid-19 yang penuh dengan kontroversi dibalik bencana ini?
Indonesia merupakan urutan pertama negara dengan Umat Islam terbanyak di dunia. Jumlahnya pun hingga 231.000.000 lebih dan bisa jadi nantinya akan bertambah lagi seiring pertambahan penduduk. Jumlah tersebut setara dengan 86,7 % dari jumlah keseluruhan populasi Indonesia. Itu berarti mayoritas di Indonesia akan merayakan Hari Raya Idul Adha nantinya. Dan pastinya akan banyak jumlah hewan ternak yang dijadikan hewan kurban. Akan tetapi ketersediaan stok hewan ternak krisis dan berimbas kepada harga yang melangit.
Ukuran sapi yang digemari masyarakat untuk kurban biasanya memiliki berat rata-rata 300 kilogram. Dan harga sapi kurban tahun ini berkisar RP21,6 juta per ekor, atau naik dari tahun yang sekitar Rp. 18,6 juta per ekornya. Karena kelangkaan atau jumlah stok yang tersedia sedikit menjadi salah satu faktor utama.