Angel tidak mengerti maksud ibu itu. Rasa lapar membuatnya tidak mau memperpanjang perkataan ibu itu. Angel pamit dengan sopan.
Hari kedua indekos, Angel baru sampai di tempat kos pukul 19.00. Dia pulang dengan membawa bungkusan makanan.
Pas makan, Angel menyalakan kipas angin di kamarnya. Tidak disetel memutar. Angel sengaja melakukannya karena ingin sapuan angin dari kipas fokus ke badannya.
Habis makan, pergi ke kamar mandi. Dia mencuci tangannya dengan sabun.
Di saat bersamaan, Angel merasa ada yang orang di belakangnya. Angel melirik, seperti ada orang yang memperhatikannya.
Namun, ketika Angel balik ke kamarnya, tidak ada orang. Angel tidak menemukan penghuni kos lain.
Angel kembali masuk ke kamarnya. Kipas angin masih menyala. Tapi, memutar. Mengipasi hampir setengah bagian kamar.
“Padahal tidak saya cetekin biar memutar. Di kos juga tidak ada orang lain, karena belum pada pulang,” kata Angel.
Angel mulai merasakan keanehan. Dia menghubungi temannya lewat handphone. Teman Angel ini seorang yang mengerti dengan hal-hal gaib.
Oleh temannya, Angel disarankan untuk menaburkan garam di sekeliling kamarnya. Alasannya, karena ada penghuni lain di dalam tempat kos. Penghuni dari alam lain.
“Saya tanya, penghuninya kayak apa. Temanku bilang, cewek,” tutur Angel.
Angel panik. Ketakutan. Malam itu juga, dia berniat untuk tidak lagi indekos di tempat itu.
Angel pergi menuju rumah neneknya. Jaraknya cukup jauh. Beda wilayah dengan tempat kosnya.
Namun, saking takutnya, Angel tidak menggunakan jasa tukang ojek. Naik angkutan umum pun tidak. Dia berjalan kaki untuk mencapai rumah neneknya.
Pagi harinya, Angel kembali ke tempat kosnya. Dia menemui bapak penjaga kos.
Kepada penjaga kos, Angel menceritakan kejadian yang dialaminya. Angel mengaku ketakutan.