Kisah Inspiratif Santi Rahmawati, Duta Favorit Asuransi Syariah UIN Banten
Santi Rahmawati, Duta Favorit Asuransi Syariah 2025-Istimewa -
INFORADAR.ID – Di balik senyum seorang duta dan kilau selempang penghargaan, tersembunyi sebuah kisah perjalanan panjang yang dipenuhi penolakan dan keraguan diri. Koridor-koridor Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Banten menjadi saksi bisu, bahwa jalan menuju gelar terhormat tidaklah beraspal lurus, melainkan berliku, bahkan terkadang dimulai dari sebuah kesalahpahaman yang manis.
Inilah kisah Santi Rahmawati, mahasiswi semester lima Prodi Asuransi Syariah yang berhasil mengubah misconception menjadi obsesi.
Sebelum cahaya sorot panggung dan tepuk tangan, Santi harus terlebih dahulu bertarung dengan musuh terbesar yang ada di dalam dirinya: rasa takut gagal. Perjalanan menuju mahkota duta bukanlah dongeng sekali coba, melainkan serangkaian eliminasi pahit yang ia hadapi dengan tegar, mengajarkan arti sebenarnya dari konsistensi.
Kisahnya adalah tentang bangkit, mencoba lagi, dan membuktikan bahwa tekad yang kuat jauh lebih menentukan daripada kegagalan di masa lalu.
Pilihan Santi terhadap Program Studi Asuransi Syariah UIN Banten rupanya bermula dari asumsi yang melenceng jauh dari kenyataan. Ia memilih prodi ini saat mendaftar melalui jalur Span PTKIN, berbarengan dengan pilihan Prodi Manajemen Pendidikan Islam di UIN Jakarta.
BACA JUGA:Kisah Muammar dan Chelsye Wajah Baru Asuransi Syariah UIN Banten
BACA JUGA:Siti Nurazizah Dinobatkan sebagai Duta Jurusan Pendidikan Bahasa Arab 2025
"Kenapa saya memilih Asuransi Syariah? Karena saya kira Asuransi Syariah itu sama dengan akuntansi, gitu," ungkap Santi jujur. Namun, nasib membawa Santi pada jurusan yang menantang ini, membuka jalan bagi potensi yang lebih besar.
Jalur Santi menuju gelar Duta Program Studi dipenuhi rintangan yang tak terduga, dimulai dengan kegagalan di level kampus. Ia sempat mendaftar Duta Kampus di semester satu, tetapi hanya diambil dua orang, sehingga ia tereliminasi di tahap grand final.
Ia mengakui, rasa takut terhadap kegagalan adalah hal kecil yang justru berdampak besar pada dirinya. "Hal kecil saya itu takut dengan kegagalan, yang mana itu berdampak, saya itu susah untuk melangkah, untuk menuju apa yang saya inginkan," jelasnya.
Kegagalan tersebut tidak berhenti di sana; ia juga tidak lolos dalam tahap wawancara di seleksi Duta Fakultas. Namun, alih-alih menyerah, Santi menjadikan kegagalan tersebut sebagai pemantik. "Saya mempunyai tekad yang kuat. Saya berusaha lah. Saya ingin mencoba lagi dari kegagalan yang sudah," tegas Santi.
BACA JUGA:Bawa Semangat Literasi dan Dakwah, Saripul Jadi Duta Literasi UIN SMH Banten 2025
BACA JUGA:Tialika, Mahasiswi UIN Banten yang Berjaya di Berbagai Ajang Duta
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
