Disway Award

Tren Solo Dining Jadi Fenomena Baru di Jepang, Begini Makna dan Manfaatnya

Tren Solo Dining Jadi Fenomena Baru di Jepang, Begini Makna dan Manfaatnya

Ilustrasi tren solo dining-Freepik.com-freepik

INFORADAR.ID - Beberapa tahun terakhir, tren solo dining semakin populer di Jepang. 

Aktivitas makan sendirian yang dulu dianggap canggung kini justru menjadi gaya hidup baru di kalangan masyarakat modern. 

Tak sedikit warga Jepang yang menjadikan tren solo dining sebagai bentuk menikmati waktu pribadi dan melepaskan diri dari tekanan sosial sehari-hari. 

Bagi banyak orang, tren ini bukan sekadar pilihan praktis, tapi juga simbol kemandirian dan keseimbangan hidup.

Fenomena tren solo dining dikenal juga dengan istilah ohitorisama, yang menggambarkan kebiasaan melakukan berbagai hal seorang diri, termasuk makan di luar. 

Kini, banyak restoran, kafe, hingga tempat makan cepat saji di Jepang menyiapkan area khusus bagi pelanggan solo, seperti bilik privat atau meja tunggal yang dirancang nyaman untuk dinikmati sendiri.

BACA JUGA:Pemkot Cilegon Siapkan Program Sembako Bersubsidi 2026 untuk Masyarakat Kurang Mampu

BACA JUGA:Sopir Angkot di Banten Protes Trans Banten, Pendapatan Turun Sejak Program Ini Dijalankan

Tren Solo Dining dan Manfaatnya bagi Kesehatan Mental

Lebih dari sekadar tren gaya hidup, solo dining juga membawa sejumlah manfaat positif bagi kesehatan emosional dan mental, diantaranya sebagai berikut.

1. Bebas Menentukan Pilihan Sendiri

Makan sendirian memberi keleluasaan untuk menentukan menu, waktu, dan tempat tanpa harus menyesuaikan dengan orang lain. 

Selain itu, aktivitas ini membantu menghapus anggapan bahwa makan sendiri itu aneh, dan justru menegaskan pentingnya menghargai waktu pribadi.

2. Bentuk Sederhana dari Self-Care

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: