Disway Award

Tanpa sadar Gen Z  Kehilangan Masa Muda: Antara Distraksi Digital dan Krisis Arah Hidup

Tanpa sadar Gen Z  Kehilangan Masa Muda: Antara Distraksi Digital dan Krisis Arah Hidup

Ilustrasi anak muda melawan ketidakpastian-Pinterest/Freepik-

INFORADAR.ID- Balik kreativitas, kecanggihan teknologi, dan akses informasi yang melimpah, terdapat kenyataan pahit yang mulai terlihat di kalangan Generasi Z.

Banyak dari mereka tampak produktif dan aktif di permukaan, tetapi secara perlahan kehilangan inti dari masa muda itu sendiri: eksplorasi diri, pencarian makna hidup, dan pembangunan karakter.

Masa muda yang seharusnya menjadi pondasi untuk masa depan, justru mulai disia-siakan oleh kebiasaan-kebiasaan yang terlihat sepele namun berdampak besar.

Fenomena ini bukan sekadar soal malas atau kurang ambisi. Banyak anak muda dari generasi ini yang tenggelam dalam dunia digital hingga melupakan realitas.

BACA JUGA:Viral! Kisah Cinta dan Keseimbangan Pasangan 90 Tahun yang Bikin Rian Farhadi Terkesima di China

BACA JUGA:Sound Horeng Jadi Sorotan, Kini Picu Kontroversi di Tengah Masyarakat

Media sosial telah menciptakan ruang di mana citra menjadi lebih penting daripada isi, dan popularitas lebih dihargai dibanding proses.

Mereka yang terlalu fokus pada validasi online kerap kehilangan arah dalam kehidupan nyata.

Dalam banyak kasus, waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk belajar, berkarya, atau memperluas wawasan, justru habis untuk menggulir layar tanpa tujuan.

Tak hanya itu, krisis identitas dan overthinking juga menghantui generasi ini. Banyak yang merasa cemas tidak cukup baik, takut gagal, atau merasa hidup mereka tertinggal.

BACA JUGA:Makin Banyak Orang Curhat ke AI, Psikolog Peringatkan Dampaknya

BACA JUGA:Donat Pinkan Mambo Viral Karena Tarif Review Rp 10 Juta, Ala Bisyir Beri Tanggapan

Dibanding orang lain terutama ketika membandingkan diri dengan apa yang ditampilkan di media sosial.

Padahal, setiap orang punya jalan dan waktunya masing-masing. Namun tekanan untuk “cepat sukses” dan “selalu terlihat keren” membuat mereka kehilangan kepercayaan diri bahkan sebelum mencoba.

Di sisi lain, banyak pula yang hidup tanpa arah dan tujuan jangka panjang. Mereka menjalani hari demi hari tanpa perencanaan, membiarkan waktu berlalu tanpa kontribusi berarti.

Ini diperparah dengan lingkungan yang tidak memberi cukup dukungan untuk menggali potensi.

Ketika terlalu nyaman dalam zona aman, seseorang cenderung takut mengambil risiko, bahkan untuk hal-hal yang bisa mengubah hidup mereka.

Alih-alih mencoba hal baru, banyak yang memilih diam dan menunda seolah masa muda akan selalu ada.

Masa muda bukan hanya tentang bersenang-senang, tetapi tentang mempersiapkan diri untuk masa depan. Sayangnya, kesadaran ini kerap datang terlambat.

Ketika mereka akhirnya sadar akan pentingnya waktu, banyak kesempatan sudah terlewat. Bukan berarti semua Gen Z seperti itu, tapi gejala ini makin nyata dan patut menjadi perhatian bersama.

Pendidikan yang relevan, lingkungan yang mendukung, serta kesadaran diri untuk berkembang menjadi kunci agar generasi ini tidak benar-benar kehilangan masa mudanya. Sebab sekali masa muda berlalu, tidak akan pernah bisa dikembalikan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: