Siapa Multatuli dan Kenapa Menjadi Nama Museum di Lebak, Banten?
Eduard Douwes Dekker-museummultatuli.id-
INFORADAR.ID - Siapa Multatuli dan kenapa menjadi nama museum di Kebupaten Lebak Banten?
Nama Multatuli mungkin terdengar asing bagi sebagian orang Indonesia, namun bagi dunia sastra dan sejarah kolonialisme, nama ini sangat penting.
Multatuli juga menjadi spesial bagi warga Banten yang berkaitan dengan nama museum di Kabupaten Lebak.
Multatuli adalah nama pena dari Eduard Douwes Dekker, seorang penulis dan pejabat kolonial Belanda yang kemudian dikenal luas karena keberaniannya mengkritik sistem penjajahan melalui karya monumentalnya, Max Havelaar.
Berikut ini sejarah Multatuli yang kemudian dijadikan sebagai nama museum di Lebak.
BACA JUGA:Rekomendasi Wisata Pantai di Jogja, Pantainya Disebut Surga Tersembunyi
BACA JUGA:2 Wisata Murah di Lebak, Hamparan Pegunungan Cocok untuk Short Escape di Bulan Mei
Peran Eduard Douwes Dekker di Lebak

Museum Multatuli Lebak Banten-museummultatuli.id-
Lahir di Amsterdam pada 1820, Eduard Douwes Dekker awalnya adalah bagian dari birokrasi kolonial Hindia Belanda.
Pada tahun 1856, ia ditugaskan sebagai asisten residen di Lebak, yang kini dikenal sebagai Rangkasbitung.
Dalam posisi tersebut, Dekker bertanggung jawab atas pengawasan dan administrasi daerah.
Namun, tidak butuh waktu lama baginya untuk melihat langsung bagaimana praktik penindasan, korupsi, dan pemerasan terhadap rakyat terjadi secara sistematis di bawah sistem tanam paksa (cultuurstelsel).
Ia menyaksikan rakyat menderita karena hasil bumi mereka dipaksa disetorkan ke pemerintah kolonial, sementara para pejabat lokal memperkaya diri.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
