Disway Award

Dahsyat! China Luncurkan Robot yang Bisa Hamil, Dibuat dengan Teknologi Rahim Buatan

Dahsyat! China Luncurkan Robot yang Bisa Hamil, Dibuat dengan Teknologi Rahim Buatan

Ilustrasi robot hamil--teknologi.id

INFORADAR.ID - Robot yang bisa hamil kini bukan lagi sekadar imajinasi fiksi ilmiah.

Peneliti di China sedang mengerjakan sebuah humanoid dengan rahim buatan yang mampu menampung janin hingga melahirkan.

Proyek robot yang bisa hamil ini digagas oleh Dr. Zhang Qifeng, pendiri perusahaan Kaiwa Technology yang berbasis di Guangzhou.

Hadirnya proyek visuoner ini disebut sebagai terobosan yang bisa mengubah masa depan dunia medis.

Teknologi robot yang bisa hamil diharapkan menjadi jawaban bagi pasangan yang kesulitan memiliki anak secara alami.

Bahkan, dengan biaya yang jauh lebih rendah dibandingkan jasa ibu pengganti, robot yang bisa hamil dipandang sebagai alternatif baru meski masih menuai banyak pro-kontra.

BACA JUGA:Beasiswa DJITU Profesi 2025: Kesempatan Emas bagi Putri Daerah

BACA JUGA:Rekam Jejak Zaldi Dhuhana, Dari Awal Karir ASN hingga Menjadi Sekda Kabupaten Serang

Cara Kerja Rahim Sintetis

Di dalam tubuh robot ini terpasang rahim buatan yang dihubungkan dengan sistem penyalur nutrisi melalui selang khusus di bagian perut.

Teknologi tersebut memungkinkan janin berkembang selama kurang lebih 10 bulan, mirip seperti proses kehamilan normal pada manusia.

Dari sisi biaya, penggunaan robot diperkirakan sekitar 100 ribu yuan atau Rp225 juta.

Jumlah itu jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan menyewa ibu pengganti di negara Barat, yang nilainya bisa menembus Rp1,6 miliar hingga Rp3,2 miliar.

Tujuan dan Harapan Pengembangan

Fokus utama dari inovasi ini adalah membantu mereka yang tidak dapat hamil karena alasan medis, usia, atau risiko kesehatan tertentu. Dr. Qifeng menuturkan, teknologi rahim buatan sudah siap secara teori.

Namun tantangan terbesarnya adalah bagaimana mengintegrasikannya ke tubuh robot agar tetap bisa berinteraksi secara alami dengan manusia.

Tantangan Etika dan Aturan Hukum

Meski terdengar revolusioner, kemunculan robot ini menghadirkan banyak pertanyaan mendasar. Bagaimana pembuahan dilakukan? Apa status hukum bayi yang lahir dari rahim mesin?

Dan siapa yang menanggung risiko bila terjadi kegagalan dalam prosesnya? Untuk itu, tim Kaiwa Technology telah menggelar diskusi dengan pemerintah di Provinsi Guangdong serta mengajukan rancangan regulasi khusus terkait pemanfaatan teknologi ini.

BACA JUGA:Cadangan Beras SPHP di Banten Aman, Harga Tetap Terkendali

BACA JUGA:Polusi Udara Banten Kian Buruk, PLTU dan Industri Jadi Penyumbang Utama

Respon Publik yang Pro dan Kontra

Sebagian orang menyambutnya sebagai inovasi medis yang luar biasa, karena bisa membuka peluang baru dalam dunia reproduksi. Namun, banyak pula yang menentangnya karena dianggap menyalahi kodrat manusia.

Kekhawatiran lain adalah potensi penyalahgunaan teknologi untuk kepentingan komersial, eksperimen terlarang, hingga munculnya kesenjangan sosial baru.

Masa Depan Robot Hamil

Walaupun masih dalam tahap uji coba, proyek ini memperlihatkan betapa cepatnya perkembangan bioteknologi dan robotika di China.

Jika kelak benar-benar terwujud, dunia bisa saja menyaksikan era baru di mana proses kelahiran tidak lagi terbatas pada rahim manusia, melainkan juga lewat mesin.

Kehadiran robot yang bisa hamil memberi harapan baru bagi banyak orang, sekaligus menimbulkan tantangan besar dari sisi etika dan hukum.

 

Pertanyaannya, apakah inovasi ini akan menjadi solusi berharga bagi masa depan, atau justru menyalakan perdebatan panjang yang sulit diakhiri?

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: