Tren Fast Fashion di Kalangan Gen Z, Simak Penyebab dan Dampaknya

Tren Fast Fashion di Kalangan Gen Z, Simak Penyebab dan Dampaknya

Penyebab dan Dampak Fast Fashion di Kalangan Gen Z--

Meskipun fast fashion menawarkan banyak keuntungan bagi Gen Z, tren ini juga memiliki dampak negatif, baik terhadap lingkungan maupun sosial. Berikut beberapa dampak yang perlu diperhatikan:

1. Limbah Tekstil yang Berlebihan  

Produksi pakaian dalam jumlah besar menyebabkan peningkatan limbah tekstil. Banyak pakaian fast fashion yang cepat rusak dan akhirnya dibuang, memperparah masalah lingkungan. Beberapa pakaian fast fashion hanya dipakai beberapa kali sebelum akhirnya tidak digunakan lagi dan berakhir di tempat pembuangan sampah.

2. Eksploitasi Tenaga Kerja

Banyak brand fast fashion yang memproduksi pakaian di negara berkembang dengan upah rendah dan kondisi kerja yang buruk. Hal ini menjadi perhatian bagi mereka yang peduli dengan etika dalam industri fashion. Para pekerja di pabrik fast fashion sering kali dipaksa bekerja dalam kondisi tidak manusiawi dengan jam kerja panjang dan upah yang jauh di bawah standar.

3. Polusi Lingkungan

Proses produksi fast fashion menggunakan banyak sumber daya, termasuk air dan bahan kimia berbahaya, yang dapat mencemari lingkungan. Pewarna tekstil dan limbah produksi sering mencemari sungai dan laut. Selain itu, emisi karbon yang dihasilkan oleh industri fast fashion juga menjadi salah satu penyumbang besar terhadap perubahan iklim.

4. Kualitas Produk yang Rendah

Karena fokus utama fast fashion adalah produksi cepat dengan biaya rendah, banyak produk yang dibuat dengan kualitas yang kurang baik. Pakaian yang mudah rusak ini menyebabkan konsumsi berulang, yang pada akhirnya meningkatkan jumlah sampah tekstil yang dihasilkan.

Fast fashion memang menawarkan kemudahan dan harga yang terjangkau, tetapi dampak negatifnya terhadap lingkungan semakin sulit diabaikan. 

Banyak Gen Z yang mulai menyadari hal ini dan beralih ke konsep sustainable fashion sebagai alternatif yang lebih bertanggung jawab. Tren seperti thrift shopping, mendukung brand lokal berkelanjutan, memilih pakaian berkualitas, dan menerapkan gaya minimalis semakin digemari karena tidak hanya mengurangi limbah tekstil tetapi juga mendukung ekonomi sirkular. 

Meski perubahan ini tidak terjadi secara instan, kesadaran yang terus meningkat diharapkan dapat membawa industri fashion menuju arah yang lebih ramah lingkungan. Pada akhirnya, pilihan antara fast fashion dan sustainable fashion tergantung pada pilihan masing-masing individu, tetapi mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan tentu menjadi langkah yang lebih bijak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: