Di Barat Ada Halloween, di Indonesia Ada Bulan Safar
Ilustrasi Halloween- Julia Raasch-unsplash.com
Rabu Wekasan jatuh pada hari Rabu terakhir bulan Safar, dan dipercaya sebagai waktu paling berbahaya atau angker.
Pada hari ini, banyak masyarakat yang mengadakan ritual tolak bala dengan harapan dijauhkan dari segala mara bahaya.
View this post on Instagram
Halloween vs Bulan Safar
Ilustrasi Halloween-Bany_MM-pixabay.com
Jika Halloween di Barat lebih seperti perayaan dengan kostum hantu dan pesta, bulan Safar di Indonesia dipenuhi dengan rasa kewaspadaan dan ritual untuk menghindari kesialan.
Keduanya mungkin berangkat dari ketakutan atau rasa hormat terhadap yang gaib, tetapi diekspresikan dengan cara yang sangat berbeda.
Halloween adalah acara budaya yang meriah dan bersifat komersial, di mana orang-orang menikmati ketegangan dengan cara yang menyenangkan, seperti mengunjungi rumah berhantu atau menonton film horor.
Di sisi lain, bulan Safar lebih diwarnai dengan nilai religius dan budaya tradisional. Bagi sebagian masyarakat, bulan Safar menuntut kewaspadaan ekstra dan doa untuk memohon perlindungan.
BACA JUGA:Gak Bakal Bikin Parno, Film Horor Indonesia Ini Serem Tapi Kocak
Persepsi Masyarakat Modern Terhadap Bulan Safar
Generasi muda dan masyarakat modern di Indonesia semakin terbuka dalam memahami bulan Safar secara lebih rasional.
Banyak yang menganggap bahwa mitos-mitos tersebut tidak lebih dari kepercayaan tradisional yang tidak selalu relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Meski begitu, beberapa ritual atau doa untuk keselamatan masih dilakukan, terutama oleh masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan atau yang masih memegang erat tradisi leluhur.
Walaupun bulan Safar sering dianggap sebagai bulan sial, tidak sedikit juga yang memanfaatkannya sebagai waktu untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan meningkatkan keimanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: