Jurnalis Warga Banten Gelar Diskusi Publik, Bahas Artificial Intelligent dalam Jurnalisme

Jurnalis Warga Banten Gelar Diskusi Publik, Bahas Artificial Intelligent dalam Jurnalisme

Festival jurnalis warga Banten-Bayu GenRB-

INFORADAR.ID - Jurnalis Warga Banten bersama dengan Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara gelar diskusi publik yang mengusung tema “Tantangan Jurnalisme Saat ini” membahas Artificial Intelligent (AI) atau kecerdasan buatan dalam Jurnalisme di Rumah Dunia, Kota Serang pada Sabtu (3/8).

Diskusi publik yang tergabung dalam Festival Jurnalis Warga Banten tersebut mengundang beberapa praktisi dalam ranah jurnalistik, diantaranya Felix Lamury, Yosep Suprayogi, dan Francisca Christy Rosana serta terbuka untuk khalayak umum.

Ketua Panitia Festival Jurnalis Warga Banten, Muhammad Najib Sibti mengutarakan perubahan orientasi sistem kerja lantaran hadirnya teknologi AI, menjadi tantangan bagi media jurnalistik menjadi alasan diadakannya diskusi publik dengan mengangkat tema “Tantangan Jurnalisme Saat ini”. 

Artificial Intelligent menjadi kasus penting perkembangan teknologi dalam ekosistem jurnalistik yang terus mengikuti perubahan zaman. Executive Director Asosiasi Siber Media Siber Indonesia, Felix menyampaikan tanggapannya terkait persoalan tersebut. 

“Artificial Intelligent (AI) membuat calon-calon dari lulusan komunikasi untuk bekerja di media, terbatas lahannya. AI satu sisi membantu, tapi satu sisi menimbulkan masalah” kata Felix. 

Menurutnya, teknologi sudah mengubah semua tak terkecuali juga mempengaruhi cara kerja media. Felix beranggapan, media sedang menempuh jalan menanjak menuju puncak yang tidak diketahui apa sesuatu dibaliknya. 

Jurnalis Ex Tempo tersebut mengibaratkan teknlogi sebagai buah simalakama, seperti sundel bolong, hingga mengungkapkan perasaan ngeri dirinya terhadap pengaruh teknologi yang menjadi tantangan bagi media saat ini.

BACA JUGA:Pertama Kali Digelar, Pameran Foto Jurnalistik Karya Mahasiswa KPI

“Teknologi itu seperti buah simalakama, gak didekati kitanya kok ketinggalan jaman, terlalu diikuti juga merugikan. Tapi kalo saya ditanya soal AI itu gimana, saya ngeri. Ai itu seperti sundelbolong. dia tidak dibayangkan ya karena itu robot sistem yang jalan, jadi kita itu engga pernah liat apa itu, bagaimana wujudnya, kita engga pernah liat, dan kita takut sendiri kemudian” jelasnya. 

Namun Felix juga terus mengingatkan bahwa teknologi yang terus maju dan berkembang selalu membawa manfaat apabila dikelola dengan baik, seperti yang diutarakan oleh Pemimpin Redaksi Betahita, Yosep Suprayogi. 

Yosep bahkan mengajak para praktisi dalam lingkup media untuk terus mempelajari kecerdasan buatan atau Artificial Intelligent (AI) karena menurutnya, AI dengan segala atribut positif pada satu waktu akan terintegrasi dalam sistem sebuah media. 

“Dia (AI) akan dipakai untuk pemeriksaan ejaan, buat infografis, membuat artikel-artikel eksplanasi yang tinggal bilang ke kecerdasan buatan promptnya, selesai itu. Tolong kuasai tools ini, ini tools masa depan” seru Yosep. 

Jurnalis Perempuan Tempo Media Group, Francisca juga ikut menambahkan terkait aspek unggulan dari AI yang akan menjadi alat bantu bagi para praktisi media khususnya jurnalis pada saat bekerja. Menurutnya, AI seterusnya akan memudahkan jurnalis dalam melakukan riset. 

“Kadangkala jurnalis kerepotan untuk menulis tulisan yang panjang kemudian harus riset lagi, harus buka tab banyak untuk meriset, tapi dengan AI, akses untuk mendapatkan data yang kita mau itu bisa lebih cepat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: