Tradisi Ngagurah, Warga Padarincang Berbondong-bondong Tangkap Ikan dengan Alat Tradisional

Tradisi Ngagurah, Warga Padarincang Berbondong-bondong Tangkap Ikan dengan Alat Tradisional

Masyarakat yang sedang menangkap ikan dalam tradisi ngagurha.-Nurbaeti-

INFORADAR.ID – Masyarakat Kampung Kramat Jangkung, Desa Bugel, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Banten melakukan tradisi ngagurah pada 28 Juli 2024.

Berbondong-bondong masyarakat Kampung Kramat Jangkung turun ke sungai untuk menangkap ikan. Ngagurah dilakukan di sungai yang melintasi Kampung Kramat Jangkung, Tambakan Masjid, Tambakan Tengah hingga Tambakan Hilir.

Ngagurah merupakan tradisi masyarakat Serang, dengan turun ke sungai untuk menangkap ikan secara bersama-sama.

BACA JUGA:Cara Bepuasa Masyarakat Baduy Dalam Selama 3 Bulan Saat Tradisi Kawalu, Ternyata Begini

Untuk melestarikan kebudayaan lokal, masyarakat Kramat Jangkung melakukan tradisi ngagurah, bisa sampai dua hingga tiga kali dalam setahun. Untuk waktu pelaksanaan ngagurah biasa dilakukan saat musim kemarau tiba.

“Kalau pelaksanaannya itu nggak ditentuin harus bulan apa. Ya kalau udah musim hujan, terus musim panas nih, air kan surut, nah disitu kita kumpulin warga buat ngagurah,” kata Nurhamdiah, warga Kampung Kramat Jangkung yang ikut serta dalam tradisi ngagurah.

Sebagai salah satu orang yang mengumpulkan massa untuk melakukan tradisi ngagurah, Nurhamdiah mengaku senang jika masyarakat sangat antusias  saat dirinya membawa kabar akan dilaksanakannya tradisi ngagurah.

“Alhamdulillahnya mereka (masyarakat) mau aja, rame soalnya, apalagi kalau udah mulai (turun ke sungai), wah itu pada sorak,” jelasnya saat diwawancarai.

Tidak dikhususkan untuk masyarakat Kampung Kramat Jangkung saja, biasanya masyarakat sekitar Kampung Kramat Jangkung juga ikut serta mengikuti tradisi ngagurah.

BACA JUGA:Yuk Coba Body Rafting di Kampung 165 Padarincang, Jadikan Liburan Akhir Pekan Lebih Berkesan

Ngagurah dimulai dari sungai yang melintasi Kampung Kramat Jangkung. Dari situ, warga turun ke sungai secara bersamaan dengan membawa penangkap ikan tradisional seperti sair, jala, hingga tadah.

Setelah turun, mereka mulai mengoyak-ngoyak air sungai. Tujuannya, agar ikan keluar dari sarangnya dan mudah untuk ditangkap. Jika air sungai mulai keruh, biasanya ikan mulai keluar dari sarangnya dan memudahkan masyarakat untuk menangkapnya.

Seperti nganggurah yang dilakukan sebelum-sebelumnya, setelah menyusuri Sungai di Kampung Kramat Jangkung, mereka akan melanjutkan menyusuri sungai yang melintasi Kampung Tambakan Masjid, Tambakan Tengah hingga Tambakan Hilir.

Puncak keseruan terjadi saat ada yang mendapatkan ikan berukuran besar.  Disaat itu juga, mereka akan bersorak sebagai bentuk kegembiraan karena ada yang mendapatkan ikan berukuran besar dan juga memacu semangat untuk mendapatkan ikan dengan ukuran yang sama. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: