Tak Hanya Perayaan Agama, Hari Raya Nyepi di Bali Jadi Gerakan Hemat Listrik Sedunia

Tak Hanya Perayaan Agama, Hari Raya Nyepi di Bali Jadi Gerakan Hemat Listrik Sedunia

Tak Hanya Perayaan Agama, Hari Raya Nyepi di Bali Jadi Gerakan Hemat Listrik Sedunia--unsplash/ Kharl Anthony Paica

Hal ini disebabkan oleh penutupan dua pembangkit listrik di Bali. Dua pembangkit listrik tersebut adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Pemaron, yang biasanya menghasilkan listrik sebesar 80 MW, dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTG) Gilimanuk, yang biasanya menghasilkan listrik sebesar 130 MW.

4. Memberikan ketenangan

Pada hari raya Nyepi, umat Hindu harus tinggal di rumah tanpa lampu dan suara. Hal ini sangat membantu bagi mereka yang lelah bekerja dan melakukan aktivitas berat lainnya.

Hari Raya Nyepi juga memberikan kesempatan untuk berkumpul dengan anggota keluarga yang sibuk dengan pekerjaan sehari-hari.

5. Inspirasi untuk World Silent Day

Hari Raya Hening Sedunia merupakan kampanye untuk mengurangi konsumsi sumber daya seperti menyalakan lampu dan mengendarai mobil selama empat jam antara pukul 10.00 pagi hingga pukul 14.00 siang. 

Hari Hening Sedunia diadakan setiap tahun pada tanggal 21 Maret. World Silent Day diharapkan dapat berkontribusi dalam mengurangi ancaman pemanasan global.

Hari Hening Sedunia ini digagas oleh Triple-C (colaboration for climate change), yakni gabungan LSM Bali saat konferensi global warming (UNFCCC), di Bali tahun 2007. 

World Silent Day ini terinspirasi dari kearifan budaya lokal, hari raya Nyepi. Selama Hari Raya Nyepi diperkirakan mampu mengurangi emisi sebanyak 20.000 ton di Bali.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: bali.kemenag.go.id