Ngopi Sambil Nikmati Kesejukan Pemandangan Hutan Pinus Gubugklakah Malang

Ngopi Sambil Nikmati Kesejukan Pemandangan Hutan Pinus Gubugklakah Malang

Seorang wanita menikmati indahnya nuansa alam Gubugklakah Malang-gubugklakah_gunungsari-

INFORADAR.ID - Satu lagi wisata kuliner di Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur yang sayang untuk dilewatkan. Sebuah kafe dan resto bernama Gumuk Pangroso menawarkan kulineran ditengah-tengah hutan pinus yang sejuk dan asri. Cocok untuk ngopi santai.

Gumuk Pangroso berada di Jalan Raya Gubugklakah, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Letak kafe dan resto ini tepat diatas puncak gunung sehingga kita dapat melihat pemandangan alam dibawahnya, sambil menikmati hidangan makanan dan minuman.

Gumuk Pangroso telah membangun sejumlah spot makan yang menjorok kedepan bukit. Untuk menu makanan di tempat ini cukip standar, begitu juga dengan cemilannya. 

Untuk menu sebetulnya tidal begitu istimewa. Diantara menu itu antara lain bebek goreng, pisang goreng, tahu walik dan jemblem, susu cokelat, gurame bakar, corndog, kentang lava Bromo, lemon tea, jus mangga, dimsum,  tahu crispy, milskshake red velvet.

Disarankan bagi anda yang ingin menikmati kesejukan hutan pinus dan keheningannya, maka anda harus tiba di hari biasa, sebab jika masuk hari libur, tempat ino cukup ramai.

Sekilas info tentang wilayah Gubugklakah, Kabupaten Malang, menurut Wikipedia, adalah sebuah desa yang terletak di wilayah Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

BACA JUGA:5 Wisata Malang yang Wajib Kamu Kunjungi Minimal Sekali Seumur Hidup

Desa Gubugklakah juga memiliki tempat wisata air terjun yaitu Coban Pelangi dan Coban Trisula. Desa Gubugklakah diketahui merupakan jalur utama menuju wisata Pegunungan Bromo Tengger. Di Desa Gubugklakah ini juga sebagai penghasil buah apel Malang setelah Kota Batu, serta penghasil sayur-sayuran.

Masih dilansir Wikipedia, pada zaman dahulu di Desa Gubugkalakh, ada seorang pengembara berasal dari Mataram bernama Radjiman. Beliau menginjakkan kakinya di daerah ini dengan membawa dua ekor kerbau.

Radjiman kemudian membuat gubug dari batang pisang atau debog. Oleh karena itu daerah yang ditempatinya dinamakan Boklakah. Dari waktu ke waktu batang pisang itu menjadi layu, akhirnya diganti dengan batang bambu.

Atap yang tadinya terbuat dari batang pisang diganti dengan batang bambu yang dibelah menjadi 2 bagian yang sama. Kemudian para pengikutnya meniru membuat gubug yang menggunakan atap dari belahan batang bambu, lalu mereka bersepakat bahwa kelak kalau ada ramainya zaman, daerah ini dinamakan Desa Gubugklakah.

Mula-mula Desa Gubugklakah terdiri dari 2 Perdukuhan yaitu Dukuh Kerto Ayu dan Dukuh Kerto Sari. Karena beberapa sebab pedukuhan itu ditiadakan, lalu dibagi beberapa RW ( Rukun Warga ) dan sekarang menjadi 7 RW. Bahasa sehari-hari yang digunakan oleh warga desa adalah bahasa jawa Tengger.

Pada mulanya penduduk desa mayoritas menganut agama Hindu dan Budha. Karena perkembangan zaman dan banyak pendatang dari daerah lain, lama kelamaan penduduk desa menganut agama Islam hingga sekarang. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: