Grand Opening KIP Festival, HMBM UIN Banten Gelar Seminar Nasional Bersama Guru Gembul: Ijazah Bukan Segalanya
Potret pasca pembukaan KIP Festival sekaligus seminar Nasional bersama Guru Gembul.-pic/hmbmuinsmhbanten-
INFORADAR.ID - Himpunan Mahasiswa Bidikmisi (HMBM) Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten (UIN SMH Banten) sukses menyelenggarakan Pembukaan Perlombaan Nasional "KIP Festival 2023" serta Seminar Nasional dengan mengusung tema “Dinamika Pilihan Karir Anak Muda: Antara Ijazah dan Realitas Pekerjaan”.
Acara yang digelar di Kampus satu UIN SMH Banten, tepatnya di Aula Syadzeli Hasan Lantai dua pada hari Sabtu (09/09/23) ini menghadirkan Guru Gembul sebagai pemateri yang tentunya menarik banyak perhatian mahasiswa umum.
Ketua Umum HMBM UIN SMH Banten, Ali mengatakan bahwa seminar ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang pentingnya memiliki skill dan visi misi dalam memilih karir.
“Seminar ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas mahasiswa dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja,” ujarnya.
Seminar Nasional ini dihadiri oleh ratusan mahasiswa UIN SMH Banten dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Banten.
Wakil Dekan III FTK UIN SMH Banten hadir sebagai Perwakilan Rektor UIN SMH Banten untuk memberikan Sambutan sekaligus membuka Acara KIP Festival 2023 yang diselenggarakan oleh HMBM UIN SMH Banten.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN SMH Banten, Ali Muhtarom, menyampaikan bahwa ijazah bukan segalanya dalam dunia kerja.
“Ijazah jika diukur hanya untuk bekerja harus diukur kembali. Yang dikedepankan dalam dunia kerja adalah skill bukan knowledge,” ujarnya.
Menurutnya, ijazah hanya sebagai bukti bahwa seseorang telah lulus dari pendidikan formal. Namun, untuk dapat bersaing di dunia kerja, seseorang harus memiliki skill dan pengalaman yang relevan.
“Jadi pada satu sisi dunia pekerjaan itu punya tempat untuk pengembangan, dan dalam satu sisi pendidikan juga seperti itu,” tutupnya.
Dalam seminar tersebut, Guru Gembul menyampaikan bahwa mahasiswa Indonesia ketika perkuliahan diajarkan terlalu teoritis, sedangkan yang dibutuhkan dalam lapangan kerja lebih kepada praktek.
“Mahasiswa-mahasiswa Indonesia di kampus, dosen mengajarkan materi terlalu terfokus dalam teoritis. Padahal, dunia pekerjaan yang dibutuhkan adalah praktek bukan sebuah teori,” ujarnya.
ijazah dalam dunia pekerjaan tidak berpengaruh. Diperkirakan 70-80% mahasiswa ketika lulus dan bekerja tidak sesuai dengan jurusannya, dikarenakan tidak memiliki visi dan misi dalam hidupnya.
“Mayoritas dari kita enggan memiliki visi dan misi dalam hidup. Makanya, banyak juga mahasiswa ketika berkarir setelah lulus tidak sesuai sama jurusannya, disini ijazah pun tidak menjadi pengaruh,” ucapnya.
Terakhir, Guru Gembul mengatakan jangan serahkan hidup diri sendiri kepada orang lain, maka rancanglah hidupmu mulai sekarang agar memiliki tujuan yang jelas.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: