Keren, Kelompok KKN UNDIP Sulap Minyak Jelantah Menjadi Lilin Aromatherapy

Keren, Kelompok KKN UNDIP Sulap Minyak Jelantah Menjadi Lilin Aromatherapy

Tim 2 KKN UNDIP Desa Banyusri menyulap minyak jelantah menjadi lilin aromatherapy.-pict/Tim 2 KKN UNDIP-

INFORADAR.ID - Sekelompok mahasiswa asal Universitas Diponegoro (Undip) membuat solusi nyata dalam mengatasi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah rumah tangga berupa minyak goreng bekas atau yang kerap disebut minyak jelantah.

Mereka merupakan kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang tengah menjalani KKN di Desa Banyusri, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali. Di Desa itu, mereka menawarkan solusi untuk menyulap minyak jelantah itu menjadi sebuah lilin Aromatherapy.

Ketua Tim 2 KKN UNDIP Desa Banyusri Devialuna Sandra Sukmono mengatakan, minyak jelantah dapat diolah menjadi lilin melalui proses yang disebut saponifikasi atau transesterifikasi. Proses ini melibatkan reaksi kimia antara minyak jelantah dengan bahan kimia tertentu untuk mengubahnya menjadi bahan lilin yang lebih stabil dan dapat digunakan.

"Pengelolaan sampah, termasuk minyak jelantah sebagai limbah, menjadi salah satu permasalahan yang menghambat terciptanya lingkungan bebas polusi," kata Sandra, Rabu 9 Agustus 2023.

Sandra mengatakan, aktivitas sehari-hari dalam kehidupan rumah tangga pada umumnya berkaitan dengan penggunaan minyak. Minyak tersebut akan mengalami degradasi termal dan kimiawi selama proses penggorengan makanan. Selanjutnya, minyak bekas penggorengan tersebut akan berubah warna menjadi gelap, berbau tidak sedap, dan mengandung residu makanan. 

Perubahan wujud pada minyak ini disebabkan oleh paparan panas serta kontaminasi dengan partikel makanan, sehingga kualitas pada minyak ini juga akan mengalami perubahan. Minyak bekas ini kemudian disebut sebagai minyak jelantah.

"Penurunan kualitas dari minyak jelantah ini menyebabkan beberapa dampak buruk bagi kesehatan manusia dan lingkungan melalui aspek kesehatan, kualitas udara, serta pencemaran tanah dan air," ujarnya.

Pengonsumsian makanan yang diolah menggunakan minyak jelantah dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan obesitas, karena adanya lemak trans dan senyawa berbahaya lainnya. Minyak jelantah yang dipanaskan berulang kali dapat menghasilkan asap dan bau tidak sedap, sehingga terjadi pencemaran udara di sekitarnya. 

Selain pencemaran udara, pencemaran air, serta ancaman terhadap ekosistem dan kehidupan makhluk hidup di sekitar juga dapat terjadi akibat pembuangan minyak jelantah secara sembarangan. 

"Meskipun begitu, minyak jelantah memiliki beberapa potensi pemanfaatan, salah satunya dengan pembuatan lilin aromatherapy. Minyak jelantah dapat diolah menjadi lilin melalui proses yang disebut saponifikasi atau transesterifikasi. Proses ini melibatkan reaksi kimia antara minyak jelantah dengan bahan kimia tertentu untuk mengubahnya menjadi bahan lilin yang lebih stabil dan dapat digunakan," jelasnya.

Dalam hal ini, masyarakat Desa Banyusri masih terbiasa untuk melakukan pembakaran sebagai alternatif pengolahan sampah. Berangkat dari feomena ini, mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro tahun 2023 mengadakan program “Penyuluhan Terkait Pemanfaatan Limbah Minyak Jelantah menjadi Lilin Aromatherapy kepada Warga Dusun Tlepat, Desa Banyusri.”

Penyuluhan ini bertujuan untuk mengurangi pencemaran lingkungan serta peningkatan nilai ekonomis bagi kegiatan ibu-ibu rumah tangga setempat.

"Pelatihan ini melibatkan ibu-ibu rumah tangga Dusun Tlepat, Desa Banyusri. Dalam pelatihan ini, warga sangat berantusias untuk mengikuti materi yang disampaikan. Hal ini terlihat dari terlontarnya pertanyaan-pertanyaan terkait pembuatan hingga penggunaan lilin aromatherapy. Pelatihan ini ditutup dengan pemberian lilin aromatherapy kepada ibu-ibu rumah tangga Dusun Tlepat, Desa Banyusri sebagai kenang-kenangan," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: