Fakta Jouhatsu, Fenomena Penghilangan Diri di Jepang yang Ramai di Media Sosial

Fakta Jouhatsu, Fenomena Penghilangan Diri di Jepang yang Ramai di Media Sosial

Ilustrasi orang yang sedang menyendiri -Pixabay design Pexel-

Masalah Keluarga: Konflik keluarga atau masalah pribadi seringkali menjadi pemicu jouhatsu. 

Beberapa orang mungkin merasa tidak dihargai atau tidak diterima oleh keluarga mereka, dan untuk melarikan diri dari situasi yang tidak menyenangkan ini, mereka memilih untuk menghilang.

Tekanan Perkawinan: Di Jepang, perkawinan dianggap sebagai langkah yang sangat penting dalam kehidupan seseorang. 

Orang yang merasa tidak siap untuk menikah atau merasa tidak cocok dengan pasangan mereka, mungkin memilih untuk menghindari tanggung jawab tersebut dengan menghilang.

2. Dampak Jouhatsu

Jouhatsu tidak hanya berdampak pada individu yang menghilang, tetapi juga pada keluarga dan orang-orang terdekat yang ditinggalkan tanpa kabar. 

Keluarga dan teman-teman sering menghadapi perasaan kehilangan, kebingungan, dan kesedihan yang sangat mendalam. 

Mereka sering berusaha keras untuk menemukan orang yang hilang dan mengatasi kerinduan dan ketidakpastian yang menyertainya.

Dalam praktiknya, ternyata ada perusahaan yang khusus menangani hal ini. 

Orang cukup mendaftar dan membayar, selebihnya perusahaan tersebut yang akan mengurus. 

Mereka akan dibuatkan nama baru dan dipindahkan ke kota lain. 

Bahkan ada yang melakukan operasi plastik agar tidak dikenali. 

Mereka benar-benar meninggalkan masa lalunya, baik pekerjaan, pendidikan bahkan keluarga untuk memulai hidup yang baru.(*)

Ummi Umdatul Jannah, Mahasiswa PPL UIN SMH Banten. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: