Asal Muasal Perayaan Peh Cun, Kisah Sedih yang Menjadi Awal Mula Hari Bakcang

Asal Muasal Perayaan Peh Cun, Kisah Sedih yang Menjadi Awal Mula Hari Bakcang

Ilustrasi perayaan Peh Cun atau Hari Bakcang-@alexander_dendy-instagram.com

INFORADAR.ID - Asal muasal Hari Bakcang atau Peh Cun konon berasal dari sebuah cerita legendaris yang berujung kesedihan.

Hari Bakcang atau Hari Peh Cun diperingati pada tanggal 5 bulan 5 dalam penanggalan Khongcu Lek, atau pada Kamis, 22 Juni 2023 ini.

Penetapan Hari Bakcang tidak bisa dilepaskan dari perayaan festival Peh Cun, yang berkaitan erat dengan kisah legenda Qu Yuan.

Menurut buku Hari Raya Twan Yang (Hari Kehidupan), yang diterbitkan oleh Asosiasi Kelenteng Boen Tek Bio, Qu Yuan dikenal sebagai seorang tokoh terkemuka. Dia adalah seorang menteri besar yang dikenal tangguh dan sangat berpengaruh.

Menurut cerita, Qu Yuan berhasil menyatukan enam negara ke dalam Negara Cho dan menyerang Negara Chien. Namun, rakyat Negara Chien melakukan perlawanan dengan menyebarkan fitnah.

Fitnah ini menyebabkan Qu Yuan diusir dari negaranya sendiri. Dalam masa pengasingannya, Qu Yuan mendengar kabar bahwa ibu kota Negara Cho telah dihancurkan oleh Negara Chien.

Mendengar berita tersebut, dengan penuh kemarahan, Kuwon melantunkan sajak yang berjudul 'Li Sao' (Jatuh dalam Kesukaran) di depan banyak orang. Orang-orang tercengang saat mendengar puisi Qu Yuan, yang mengekspresikan cintanya kepada negara dan rakyatnya.

Setelah membacakan puisi tersebut, Qu Yuan menaiki perahu menuju Sungai Bek Lo. Dia meninggalkan kerumunan orang dan melompat ke sungai yang mengalir deras.

Beberapa orang melihat Qu Yuan dan mencarinya untuk menolongnya, namun tidak berhasil. Setelah kejadian ini, pada tahun berikutnya, seorang nelayan bernama Gi Hu membawa Bakcang, sebuah tempurung bambu yang berisi beras, dan menebarkannya di sungai untuk menghormati Qu Yuan.

Kisah tragedi di atas tersebut menjadi latar belakang perayaan Hari Bakcang atau Peh Cun di komunitas Tionghoa. Bakcang sendiri mempunyai filosofis yang mendalam, dengan empat sudutnya yang mempunyai makna berbeda-beda.

Sudut pertama, Zhi Zu (berpuas diri) dengan yang telah dimiliki dan tidak boleh serakah. Sudut kedua disebut Gan En (bersyukur) dengan berkah dan tidak boleh iri. Sudut ketiga yaitu Shan Jie (pengertian) menilai sisi baik seseorang dan yang keempat, Bao Rong (merangkul) dengan mengembangkan cinta kasih pada sesama.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: