Dirjen Tanaman Pangan Ajak Petani Pandeglang Mencontoh Warga Suku Baduy

Dirjen Tanaman Pangan Ajak Petani Pandeglang Mencontoh Warga Suku Baduy

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi bersama Bupati Pandeglang Irna Narulita mendampingi Pj Gubernur Banten Al Muktabar saat mempraktekan penyemprotan biosaka pada tanaman padi di Desa Margagiri, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang, Selasa, 10 J--

PANDEGLANG, INFORADAR.ID - Direktur Jenderal Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Suwandi mengajak petani di Kabupaten Pandeglang agar mencontoh warga Suku Baduy, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak. Warga Suku Baduy dikenal cinta dengan alam dan bertahan hidup dari hasil bertani.

 

Salah satu komoditi utama hasil pertanian Suku Baduy yaitu tanaman padi. Walaupun tanpa menggunakan pupuk padi ditanam warga Suku Baduy tetap berproduksi hingga sekarang ini.

 

"Saya kasih contoh Suku Baduy, kenapa dari dulu Suku Baduy bertani tanpa dipupuk berproduksi terus. Kenapa kita nanam di sebelah-sebelah sini (di luar wilayah Suku Baduy) pake pupuk terus," katanya dalam acara panen padi di Desa Margagiri, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang, Selasa, 10 Januari 2023.

 

Suwandi meminta, kepada para petani untuk mencontoh warga Suku Baduy. Walaupun tanpa menggunakan pupuk masih terus berproduksi.

 

"Tolong itu dipikir-pikir terus, intinya di situ kembalikan ke alam jadikanlah lingkungan harmoni tapi dimulai dari orangnya harmoni dulu. Biasanya baru ketemu itu karena rumput makhluk hidup tanaman makhluk hidup itu ada komunikasi," katanya.

 

Oleh karena itu, Suwandi mengungkapkan, Ia membawa oleh spesial satu untuk manusia satu untuk tumbuhan semuanya. Untuk seluruh petani bagaimana  menjadi manusia  perbaiki body.

 

"Perbaiki body kita sehingga harmoni dengan alam. Oleh - oleh kedua biosaka (ialah ekstrak hasil remasan berbagai macam tanaman elisitor, berupa tanaman atau rumput liar sehat yang tumbuh di sekitar areal pertanaman yang sudah mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya yang dapat dipergunakan menyuburkan tanaman) bermanfaat bagi petani karena temuan teknologi baru ini datang lebih cepat harusnya hadir 20-30 tahun ke depan. Di lapangan masih pro dan kontra tapi di petani jalan terus," katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: