Mendaki Gunung Karang 1778 MDPL, Cepat Berkabut dan Cepat Cerah

Mendaki Gunung Karang 1778 MDPL, Cepat Berkabut dan Cepat Cerah

(Dok.) Sanuji Pentamarta (sebelum menjadi Wakil Wali Kota Cilegon) mengibarkan bendera merah putih di Puncak Gunung Karang, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang.--

"Ketika kami sampai di pos kedua, sekira selepas Ashar. Haha, inilah kerennya, tersedia suguhan kopi, teh manis panas dari si abah penunggu warung di pos ini dan cepat saja kami menata lokasi, mendirikan tenda," katanya.

Ketika  malam telah tiba, lalu melaksanakan sholat Maghrib penuh khusyu, nikmat yang sangat luar biasa, berjama’ah, dengan sujud yang agak lama. Kesan mendalam, saat mendengarkan Taujih tentang kebesaran dan kemurahan Allah pencipta Alam dari Haji Sanuji Pentamarta yang turut serta bersama mendaki.

"Saya diminta pula menyampaikan berbagai mimpi yang melangit. Bicara mimpi yang melambung, tentang tata kelola Destinasi Wisata, memajukan kampung halaman, titik tolak yang pas, ditempat ketinggian kami melafal do’a, bermunajat kepada Yang Maha Kuasa, ditemani dingin, ditemani kabut, ditemani hening. Sebuah Tadabur Alam yang istimewa, berdiskusi tentang rasa yang membuncah, menumbuhkan komitmen, semangat, tekad," katanya.

Suasana malam yang cerah, diselingi kembali dengan hujan yang lebat, dingin, basah. Tengah malam, kabut telah pergi, terbentang lampu kota yang berkerlip, indah. Shubuh menjelang, kabut tebal kembali bergulung, Shubuh yang tentram.

"Selepas sholat kami beraktivitas. Ah,  para kokilah yang berperan, memasak masakan andalan, nasi liwet, mie rebus. Sambil menghangatkan badan kami ditemani Kopi Hitam," katanya.

Memasuki waktu pagi, ia beserta rombongan melanjutkan perjalanan menuju puncak, energy telah kembali pulih. Bergegas membereskan tenda dan perlengkapan.

"Kami akan membawa air dan sedikit makanan saja menuju puncak. Menuju atas, ternyata hutan yang masih alami, pohon rapat, basah, sejuk. Alhamdulillah puncak Gunung Karang hari ini telah kami “taklukan", sebuah trip pendek yang cukup menantang, memacu adrenalin dengan jalur menanjaknya yang harus dilalui seolah memberi kami energy untuk kembali bergerak sepulang dari Gunung Karang karena kerja-kerja yang telah menunggu," ujarnya mengakhiri pengalamannya usai mendaki Gunung Karang.

 

Reporter : Purnama Irawan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: