Dalam Pengambilan Keputusan, Akuntan Diminta Akurat dan Kredibel
Foto: Laman Kementerian Keuangan RI -----
JAKARTA, INFORADAR.ID --- Akuntan diharapkan mampu untuk membaca perubahan serta merespon secara akurat dan kredibel sesuai dengan standar akuntansi. Yaitu pengambilan keputusan yang tidak hanya di tentukan oleh angka, namun juga cerita di balik angka dengan menggunakan etika, kualitas, kemampuan dan komitmen terhadap integritas berbasis environmental, social dan governance.
Hal itu dikatakan Menteri Keuangan Sri Mulyani pada pembukaan rangkaian Kongres Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) ke XIV di Balai Sidang Senayan, Jakarta, sebagaimana dikutip dari laman Kementerian Keuangan RI, Rabu, 14 Desember 2022.
Dukatakan Sri Mulyani, bahwa profesi akuntan adalah profesi yang memiliki peran sangat penting dan fundamental di dalam mendukung dan membangun peradaban dan kemajuan. Menurutnya, melalui keberadaaan akuntan membuat masyarakat dari suatu peradaban menjadi lebih terorganisir, teratur, rapi, dan terdokumentasi secara baik.
“Itu adalah fondasi yang luar biasa yang diciptakan oleh profesi akuntan. Anda dalam hal ini adalah kebanggaan,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Menkeu juga menyampaikan bahwa untuk menghadapi berbagai guncangan dan tantangan global seperti saat ini, memaksa semua pihak untuk melakukan berbagai langkah extraordinary. Meski begitu harus tetap menjaga trust and compliance di dalamnya.
Dalam hal ini, Menkeu mengapresiasi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang telah turut serta berpartisipasi dan menyukseskan Presidensi G20 Indonesia melalui keanggotaannya pada Task Force Integrity & Compliance (TFIC).
“Trust dan compliance penting, tetapi tidak boleh menjadi penghalang untuk kita semua menghadapi masalah masyarakat dan perekonomian,” ungkapnya.
“Konsep sustainabilitas dimana konsep environmental, social dan governance akan menjadi guidance dan sekaligus fondasi bagi praktek bisnis, praktek kebijakan publik, maka profesi akuntan dan akuntasi akan terus memberikan jawaban-jawaban, menyelesaikan masalah tidak dengan masalah,” ungkap Menkeu.
Menkeu juga berharap, kedepannya IAI bersama dengan pemerintah dapat terus menjaga dan memperkuat fondasi tata kelola, agar Indonesia dapat terlepas dari level middle income trap country.
“Kita ingin menjadi negara maju, kita ingin menjadi negara dengan pendapatan tinggi, namun dengan environmentally socially dan governance bisa terjaga dengan baik. Ini tantangan yang tidak sederhana. Semua profesi harus ikut menjawab,” tegasnya.
Menkeu berkomitmen, akan terus menjaga, membangun, dan menggunakan instrumen negara untuk menjaga lingkungan, memperkuat jaring pengaman sosial, serta memperkuat tata kelola dengan baik untuk ekonomi berkelanjutan. Dalam hal ini, dengan meluncurkan berbagai program transisi energi, menjadi energi rendah karbon.
Namun di sisi lain, Menkeu juga mengungkapkan bahwa di berbagai negara di Eropa, masih melakukan pencatatan economi hijau dengan tidak kredibel. Hal itu dikarenakan standar ESG (Environmental, Social, and Governance) yang masih relatif baru. Sehingga inilah yang menyebabkan adanya greenwashing atau money laundering.
“Saya berharap teman-teman semua di IAI tetap menjaga berbagai munculnya resiko atau fraud dengan tetap menjaga integritas dan profesionalitas. Akuntan bukan hanya berperan sebagai value reporter, tapi anda semuanya adalah sebagai value creator dan value protector. Dengan demikian, masyarakat, organisasi bisnis, dan pemerintah mampu membuat keputusan yang kredibel akibat dengan menjaga dari berbagai ancaman resiko yang akan terus bermunculan,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: