15 Tahun Perias Jenazah Ini Harus Berdamai dengan Kejadian Mistik

15 Tahun Perias Jenazah Ini Harus Berdamai dengan Kejadian Mistik

Ilustrasi Foto Pixabay--

Perias jenazah bukan lah pekerjaan biasa. Bukan pula pekerjaan yang mudah untuk dijalani. 

Butuh mental yang kuat. Karena, jenazah yang ditangani perias jenazah tidak semuanya dalam kondisi normal.  

Terkadang, wajah jenazah yang dirias dalam keadaan rusak. Perias jenazah melakukan itu setelah memasukkan cairan formalin ke dalam tubuh jenazah. Setelah memandikannya. Setelah memakaikan pakaian.  

Semua pekerjaan itu dilakukan perias jenazah sendirian di dalam kamar jenazah. Waktunya tidak tentu. Bisa pagi, siang, atau malam hari. Tergantung kedatangan jenazah di rumah duka. Karenanya, seorang perias jenazah harus stanby di kamar jenazah selama 24 jam. 

Dan, itu dilakoni Fakhru Agnia. Hebatnya, sudah 15 tahun dia melakukannya. Meskipun, harus menangani jenazah dengan bermacam kondisi. Meskipun, kejadian ganjil dan peristiwa-peristiwa mistik menghantuinya. 

Fakhru Aginia tidak pernah berpikir untuk menjadi seorang perias jenazah. Namun, takdir yang membawanya ke sebuah rumah duka di Jakarta.  

Awalnya, Fakhru Agnia hanyalah seorang petugas cleaning service di sebuah rumah duka. Suatu hari, seorang pegawai rumah duka mendatanginya. Dia menawarkan pekerjaan sebagai perias jenazah. 

Fakhru Agnia tidak langsung mengiyakan atau menolak tawaran itu. Pemuda ini tahu, perias jenazah bukan pekerjaan biasa.  

Dia akhirnya menerima tawaran pekerjaan itu. Salah satu pertimbangannya adalah gaji. Uang yang akan dia terima lebih besar dari penghasilan seorang cleaning service.  

Hari pertama bekerja, Fakhru langsung mendapat jenazah yang membuatnya trauma. Dia harus merias wajah jenazah dengan darah dan cairan tubuh yang keluar terus dari hidung jenazah. 

Fakhru Agnia tidak bisa makan selama tiga hari. “Kalau saya mau makan, keinget dengan itu,” tuturnya kepada Fajar Aditya di chanel youtube RJL 5. 

Tiga bulan Fakhru Agnia berjuang untuk menghilangkan traumanya. Dia akhirnya bisa makan dengan normal. Bahkan, mulai terbiasa menghadapi jenazah dengan kondisi yang bermacam-macam. 

“Pernah, dalam sehari, saya menangani 12 jenazah. Rias jenazah ini cuma untuk jenazah non muslim,” jelasnya. 

Dari sekian jenazah yang diantarkan ke rumah duka, ada 1 jenazah laki-laki yang tidak bisa dilupakan Fakhru Agnia. Dia tidak mampu meriasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: