Ahli Komputer Indonesia Unjuk Gigi di Amerika Serikat

Ahli Komputer Indonesia Unjuk Gigi di Amerika Serikat

Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Amerika Serikat, Rosan Roeslani menggelar webinar bersama Ilmuwan Indonesia/Tangkapan Layar Situs Resmi Kementerian Pendidikan--

WASHINGTON D.C,INFORADAR.ID-Sejumlah  ahli komputer asal Indonesia unjuk gigi dengan mempresentasikan hasil risetnya di Amerika Serikat.

Para ilmuwan asal Indonesia yang unjuk gigi merupakan calon Doktor Ilmu Komputer yang tengah menempuh pendidikannya di Amerika Serikat. 

Para ilmuwan Indonesia mempresentasikan ilmunya dalam acara Webinar Serial Bincang Karya (Bianka) ke-36 yang mengangkat tema Ilmu Komputer bersama Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Amerika Serikat, Rosan Roeslani. 

Calon doktor ilmu komputer dari Binghamton University, Satrio Baskoro Yudhoatmojo, mempresentasikan risetnya yang berfokus menganalisa kuantitatif data media sosial dari extremist group dan fringe group seperti kelompok sayap kanan.

“Tema ini saya ambil karena melihat berbagai macam polarisasi muncul di platform media sosial," katanya yang dikutip INFORADAR.ID, dari situs resmi Kementerian Pendidikan, Kamis (30/6).

Ia mencontohkan, pada tahun 2019 di Indonesia terdapat beberapa aktivitas yang menggunakan identitas untuk memaksakan agenda tertentu kepada khalayak umum.

Oleh karena itu Ia mengambil riset dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi Indonesia. 

"Untuk memahami perkembangan perilaku warga Indonesia. Khususnya dalam platform media sosial terkait isu-isu yang menyebabkan terjadinya polarisasi pendapat," katanya. 

Ilmuwan lainnya, Calon doktor bidang Ilmu Komputer di University of Chicago

Muhammad Santriaji mempresentasikan risetnya yang bertujuan memberikan kemampuan adaptasi terhadap komputer atau sistem komputer yang meliputi aplikasi dan juga perangkat keras (hardware) di komputer itu.

"Serta memberi insentif kepada para pemangku kepentingan  yang memberikan kesempatan kepada saya untuk membuat sistem mereka agar dapat beradaptasi seperti bunglon. Ketika ada bahaya maka warnanya akan berubah,” katanya. 

Lebih lanjut Aji menjelaskan, adaptasi dimaksudkan olehnya yaitu memiliki kemampuan konfigurasi kembali untuk menyesuaikan lingkungan. 

"Misalnya dalam sistem cloud. Saya membuat sistem cloud untuk beradaptasi menggunakan sumber daya berdasarkan jumlah pengguna yang memakai sistem untuk mengatasi permasalahan yang muncul," katanya. 

Calon Magister Ilmu Komputer di Cornell University Muhammad Gumilang mengatakan, saat ini ia tengah mengerjakan proyek bersama Cornell University Law School, yakni legal information institute.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: