Gending Jawa dari Merapi
Foto Dok Kementerian ESDM--
Aku yang tidak familier dengan gending Jawa, sempat terhipnotis oleh alunan gending Jawa itu.
“Hei!” Giarto mengagetkanku.
Suara gending Jawa berangsur lirih. Lalu, menghilang.
Perkiraanku, suara gending Jawa berlangsung tidak lebih dari 5 menit.
“Ono sing duwe gawe to? (Ada yang hajatan?),” tanyaku.
“Ora ono yen ning kene (Enggak ada kalau di sini)” jawab Giarto.
“Mungkin ning kampung liyane (Mungkin di kampung lain)”
“Ora, kuwi uwes biasa (Tidak, itu sudah biasa)”
Dari penuturan Giarto, gending Jawa itu berasal dari Merapi. Kemunculannya pada hari-hari tertentu.
“Mengko, yen dino ne koyo saiki, ono suara gending meneh (Nanti, kalau harinya sama seperti hari ini, ada suara gending lagi), tutur Giarto.
Sayang, waktu itu aku lupa harinya.
Yang membuatku merinding, gending Jawa dari Merapi itu bisa didengar oleh orang-orang di dusun tempat tinggal Giarto. Namun, tidak oleh orang-orang di dusun lain yang berdekatan.
Sebaliknya, ada kalanya orang-orang di dusun lain yang mendengar gending dari Merapi. Tapi tidak terdengar oleh orang-orang di dusun tempat tinggal Giarto. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: