Gending Jawa dari Merapi

Gending Jawa dari Merapi

Foto Dok Kementerian ESDM--

Gunung Merapi. Bukan gunung tertinggi dan terbesar di Indonesia. Namun, selalu menarik perhatian orang. 

Bukan cuma pendaki gunung karena keindahan Merapi, dan ahli vulkanologi karena Merapi merupakan gunung api paling aktif di Indonesia. Tapi, juga menyita perhatian kalangan yang percaya dengan “dunia lain”. 

Ya, Merapi menyimpan banyak misteri hingga kini. Bukan cuma legenda tentang asal-usul Merapi dalam kitab-kitab kuno. Bahwa, Merapi bukan terletak di empat wilayah kabupaten seperti sekarang. Namun, berada di Laut Selatan Jawa bernama Jamurdwipa. 

Gunung Jamurdwipa yang dijaga oleh dua kakak-beradik pandai besi, dipindahkan oleh dewa-dewa ke lokasi Merapi sekarang. Di tengah Pulau Jawa. Tepatnya di empat wilayah kabupaten. Kabupaten Magelang di sisi Barat lereng Merapi, Kabupaten Klaten di Tenggara lereng Merapi, Kabupaten Bogolali di Utara dan Timur lereng Merapi, serta Kabupaten Sleman di Selatan lereng Merapi. 

Pasar Bubrah yang terletak 1 kilometer di bawah puncak Merapi, Keraton Merapi yang dipimpin oleh Eyang Merapi, dan bungker Merapi pun dikenal keangkerannya. 

Keangkeran Merapi masih banyak yang belum diketahui banyak orang. Salah satunya gending Jawa.  

Pengalaman mistis ini aku alami beberapa tahun lalu. Waktu diajak ke rumah salah satu teman, Giarto, di sebuah dusun di Kabupaten Magelang. 

Dusun ini terletak di lereng Merapi. Subur, meski tanahnya berpasir.  

Udaranya sejuk. Tidak gerah meski hari menjelang siang. 

Dusun ini kaya sumber air. Sungai-sungainya berair jernih dan dingin. Ini yang membuatku betah berlama-lama mandi. 

“Mengko bar Magrib ya, rungokno (Nanti habis Magrib ya, dengerin),” celetuk Giarto ketika kami mandi sore. 

Entah, apa maksud Giarto. Aku tidak banyak bertanya. Aku pun melupakannya. 

Selepas Magrib, kami ngopi di teras rumah Giarto. Obrolan tidak penting mengalir diselingi tawa.  

Di sela obrolan, sayup-sayup terdengar suara gending.  Awalnya, alunan suara dari perpaduan gong, kenong, dan alat musik Jawa lainnya terdengar lirih. Lama-kelamaan, jelas. Iramanya lembut dan mencerminkan keselarasan hidup. Arah suara dari Gunung Merapi.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: