Apa Kabar Aglonema? Dulu Diburu, Kini Ada yang Mulai Meninggalkannya

Apa Kabar Aglonema? Dulu Diburu, Kini Ada yang Mulai Meninggalkannya

Aglonema big roy yang perawatannya relatif mudah.-Foto: M Widodo/Radar Banten.-

INFORADAR.ID - Apa kabar bunda-bunda penggemar aglonema? Masih setiakah merawatnya? Ya, aglonema sempat viral dan digandrungi banyak ibu-ibu saat pandemi covid-19 melanda mulai awal 2020.

Ketika itu banyak bunda-bunda yang berburu aglonema ke beberapa lokasi. Dan, harga aglonema pun langsung terkerek tinggi.

Tidak mendapatkan buruannya di suatu lokasi atau tempat penjualan tanaman hias, akhirnya berburu lewat online.

Bagaimana nasib aglonema setelah dua tahun lebih menjadi koleksi primadona yang menghiasi halaman-halaman rumah-rumah bunda? "Masih ada, hanya saja saya mulai ogah-ogahan merawatnya. Daunnya pada busuk, tangkai daunnya lonyot dan malah banyak yang mati, terutama yang aglonema luar. Kalo aglonema lokal malah tahan banting. Perawatannya mudah," kata Mama Yanti, warga Taktakan, Kota Serang.

Nah, setelah dua tahun masa keemasan aglonema, kini banyak dari ibu-ibu yang masih tetap setia merawatnya. Tapi ada satu dua yang sudah bosan dan membiarkannya begitu saja.

Kini, nasib aglonema telah berubah. Tak lagi jadi bahan pembicaraan saat ibu-ibu ngrumpi. Juga tak banyak lagi yang memburunya. Bahkan, yang sudah dibeli pun cenderung dibiarkan tanpa perawatan seperti dulu.

Padahal, aglonema itu perlu perawatan khusus agar bisa tumbuh dengan baik dan subur.

Banyak ibu-ibu yang merasa kesulitan merawat bunga aglonema. Aglonema yang sudah berdaun lebat pun tiba-tiba daunnya layu dan kemudian mati.

Tak jarang tangkai daun dan batangnya lonyot atau membusuk. Yang menyebabkan kematian seluruh batangnya. Padahal kalau perawatannya benar, aglonema itu batang dan daunnya cantik serta elegan.

“Merawat aglonema agar tetap tumbuh subur dan sehat itu gampang-gampang susah. Layaknya merawat bayi. Ia perlu perlakuan khusus agar tidak ‘ngambek’,” kata Mama Citra, warga Taktakan, Kota Serang yang hobi memelihara bunga.

Kata ibu berhijab ini, yang paling menentukan agar aglonema tetap sehat dan batang serta daunnya tidak lonyot adalah dari media tanamnya (metan) dan durasi penyiraman serta penyinaran mataharinya.

Tapi, jangan berpuas diri atau berbangga dulu. Ketika sudah menanam dan memelihara aglonema sesuai tahapan yang ada dan sudah sesuai tutorial dari medsos dan praktisi tanaman hias, tanaman akan tumbuh dengan baik.

“Belum tentu juga. Belum tentu tumbuh normal. Belum tentu tumbuh subur,” lanjut ibu yang memilki puluhan jenis koleksi aglonema dan tanaman hias lainnya ini.


Aglonema tweenkle. -Foto: M Widodo/Radar Banten.-

Koleksi aglonemanya antara lain red cochin, big roy, red anja, ndut anja, tweenkle, big papa, legacy white dan lainnya. Di antara aglonema tersebut, yang paling mudah perawatannya adalah red cochin, big roy dan tweenkle.

Diceriterakan, dirinya sempat membeli aglonema lewat online. “Kalo beli dari online kan gak ada media tanamnya. Ketika kita tanam dengan media tanam hasil racikan saya, perkembangannya belum tentu baik,” katanya.

Pernah dirinya penasaran, ada aglonema yang dibeli dari online, kemudian ditanam di pot, sudah empat bulan kok gak tumbuh daun baru.

“Saya penasaran. Akhirnya saya bongkar. Eh, ternyata akarnya tidak tumbuh sama sekali. Tapi, aglonema itu gak mati. Akhirnya saya ganti media tanam. Belum sebulan sudah muncul daun baru,” tambah Ibu Amelia, yang juga melayani jual aglonema di kediamannya.

Padahal, media tanamnya yang digunakan tidak jauh berbeda. Sama-sama menggunakan formula yang sama.

Nah, media tanam yang lazim digunakan untuk menanam aglonema itu terdiri dari apa saja? Ibu Amelia memberikan tips untuk anda.

Pertama, ia menyarankan tidak menggunakan tanah. Dirinya biasa menggunakan komposisi sebagai berikut:

> Kulit padi mentah yang sudah steril

> Kulit padi bakar

> Kompos

> Serbuk serat kelapa.

Faktor lain yang harus diperhatikan adakah durasi penyiraman. Aglonema bukan tanaman yang suka air. Sehingga tidak harus setiap hari disiram. Ada yang menyarankan disiram 3 hari sekali. Empat hari sekali. Itu relatif.

Soal penyiraman yang baik sebenarnya tergantung cuaca. Kalau cuaca adem, sejuk, bisa disiram 3 atau 4 hari sekali. Akan tetapi, bila cuaca panas, bisa 2 hari disiram sekali.

Selanjutnya, tanaman ini juga tidak tahan cuaca terik. Sehingga harus ditaruh pada tempat yang terlindung dari paparan sinar matahari langsung.

Atau, bila perlu dikasih peneduh atau dipasang paranet, agar sinar matahari tidak mengenai langsung tanamannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: